Pendidikan di Indonesia masih
merupakan investasi yang mahal, untuk itu diperlukan perencanaan keuangan yang
baik, bila ingin merencanakan pendidikan dengan baik bagi buah hati sebaiknya
merencanakan dana pendidikan sejak dini. Dana pendidikan bisa mulai dipikirkan
serta disiapkan sejak anak lahir dengan menyisihkan sebagian pendapatan rutin
kita tiap bulannya atau pada waktu
tertentu secara rutin.
Setiap pergantian tahun ajaran para orang
tua, selalu dihadapkan pada masalah biaya pendidikan. Terlebih bila ada anaknya
yang akan masuk ke jenjang pendidikan lebih tinggi, maka mereka harus
bersiap-siap merogoh kocek lebih dalam. Banyak orangtua
atau bahkan juga anak-anak-yang menderita stres ketika mereka harus mendapatkan
sekolah baru untuk pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Anak taman
kanak-kanak harus masuk sekolah dasar, lalu sekolah lanjutan tingkat pertama,
sekolah lanjutan tingkat atas, selanjutnya ke perguruan tinggi.Selain harus
menyediakan sejumlah uang sebagai uang pangkal (bahkan sering kali mesti
ditambah pula dengan uang sumbangan sukarela),
juga mesti memindahkan sebagian uang keluarga untuk membeli buku pelajaran
dan seragam sekolah yang baru.
Sebagai orang tua,
kita pasti setuju bahwa pendidikan mempunyai peranan besar terhadap masa depan anaknya. Sehingga demi mendapatkan
pendidikan yang terbaik, maka
menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang pendidikan yang paling tinggi
adalah salah satu cara agar si anak mampu mandiri secara finansial nantinya.
Namun mahalnya biaya pendidikan saat ini
ditambah lagi dengan naiknya biaya pendidikan dari tahun ketahun seringkali
membuat orang tua tidak mampu
menyediakan dana pendidikan tersebut pada saat dibutuhkan.
Apalagi jika yang dimaksud adalah pendidikan bermutu. Sekolah
negeri favorit saat ini bahkan biaya sekolahnya tidak berbeda jauh dengan
sekolah swasta. Apalagi dengan maksud agar anaknya
mendapat pendidikan terbaik berwawasan internasional, maka beberapa orang tua
juga berkeinginan untuk menyekolahkan anaknya ke luar negeri. Buat Anda yang
pernah bersekolah di luar negeri pasti ingat betapa biaya hidup selama belajar
disana hampir sama besarnya dengan biaya pendidikan itu sendiri. Pengalaman itu
menunjukan bahwa bila Anda menyekolahkan anak keluar negeri kelak, jumlah yang
harus Anda keluarkan akan jauh lebih besar lagi .
Lalu benarkah pendidikan masih merupakan barang mewah? Disebut
kemewahan karena bagi sebagian besar kalangan, pendidikan masih menyita biaya
yang luar biasa besarnya hingga sulit dipenuhi. Terutama oleh kalangan menengah
ke bawah dengan keuangan terbatas. Jika disandingkan dengan kebutuhan primer
dan biaya hidup yang semakin mahal, tentu saja kebutuhan akan pendidikan yang
bersifat jangka panjang dan tidak terlalu mendesak menjadi semakin
dikesampingkan.
Beban orang tua untuk mempersiapkan dana sedemikian besar untuk membayar
uang pangkal sekolah anak memang cukup berat jika harus dibayar sekaligus.
Karena itu untuk mengantisipasi mahalnya biaya pendidikan kelak maka salah satu
caranya adalah dengan mempersiapkan dana pendidikan jauh-jauh hari sebelumnya. Untuk
mempersiapkan dana biaya pendidikan,
sebenarnya banyak yang bisa dilakukan para orang tua. Secara garis besar,
sumber pendanaan alternatif dalam perencanaan keuangan menghadapi tahun ajaran
baru ada 5, yaitu :
1. Menabung melalui jasa perbankan, Tabungan
pendidikan. Yang merupakan gabungan bentuk deposito, asuransi, dan tabungan.
Bedanya, deposito dimulai dengan uang pangkal yang besar, sementara tabungan
pendidikan membayar setoran untuk mendapatkan "uang pangkal" yang
lebih besar. Dan berbeda pula dengan tabungan biasa, karena tidak dapat diambil
sebelum jatuh tempo (layaknya asuransi dan deposito). Uniknya, walaupun
bentuknya tabungan pendidikan, namun ada juga yang dijaminkan dengan
perlindungan asuransi. Jadi ketika setoran yang seharusnya dilakukan sepanjang
waktu perjanjian tidak tercapai, akan ditanggung pihak penjamin, setoran
bulanan akan dilanjutkan hingga jatuh tempo bila orangtua penyetor mengalami
kecelakaan dan tidak bisa melanjutkan setoran.
2. Membeli
produk asuransi yang mengandung unsur tabungan, Asuransi pendidikan. Bentuk
penjaminan terhadap risiko, keuntungan menggunakan sumber pendanaan ini bila
waktu yang direncanakan tepat atau ada risiko yang muncul di tengah
"perjalanan". Biasanya model ini digunakan bagi keluarga yang
memiliki resiko tinggi, sebut saja orang tua dengan pekerjaan tingkat
kecelakaanya lebih tinggi.
3. Mempersiapkan
sendiri dengan cara berinvestasi. Selain
tabungan dan asuransi pendidikan maka Anda juga bisa mempersiapkannya sendiri
dengan cara berinvestasi ke dalam suatu produk investasi lain, misalnya reksadana. Anda bisa melakukan setoran rutin investasi per bulan, atau pada waktu
yang diinginkan.
4. Dengan mengambil pinjaman kredit jangka
pendek, walaupun tidak terlalu lazim digunakan untuk sumber dana pendidikan,
namun sebagian masyarakat masih menggunakannya, misalnya seperti produk
pinjaman tanpa jaminan yang dikeluarkan oleh bank. Kartu
kredit. Sumber keuangan ini sangat memungkinkan, walaupun pembayarannya mungin
akan menjadi masalah baru. Selain bunga yang tinggi bila jatuh tempo, juga
tingkat risikonya cukup besar. Menggadaikan harta Anda yang berharga seperti
perhiasan emas ke pegadaian, juga merupakan salah satu sumber pembiayaan untuk
berbagai keperluan yang mendesak, misalnya seperti membayar uang pangkal
sekolah anak. Dalam keadaan mendesak, dimana tidak tersedia dana yang cukup
untuk membayar biaya pendidikan anak dengan segera, maka mengambil pinjaman
kepada pihak lain bisa menjadi salah satu alternatif.
5. Dengan menjual harta kekayaan. Jika Anda mempunyai simpanan dalam
bentuk kertas (paper asset) seperti reksa dana, saham atau harta dalam bentuk
wujud lainnya seperti emas, tanah. Kendaraan atau barang berharga lainnya bisa
dipertimbangkan untuk menjualnya jika tidak tersedia dana tunai yang cukup
untuk membayar biaya pendidikan anak.
Prinsipnya dari ke 5 alternatif
mempersiapkan dana pendidikan, semuanya bisa dijalankan hanya tinggal
mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Dengan mempersiapkan dana
pendiikan jauh-jauh hari atau sejak dini baik melalui, tabungan pendidikan, asuransi pendidikan maupun mempersiapkannya
sendiri, memungkinkan para orang tua merancang pendidikan anak-anaknya. Tidak
hanya dari pola dan sistem pendidikan yang diinginkan, namun juga kualitas
pendidikan yang terkait erat dengan biaya pendidikan itu sendiri. Orang tua
dapat menentukan sejak dini pendidikan jangka panjang seperti apa yang
diinginkan untuk anak mereka. Sekaligus mempunyai prediksi besaran biaya dan
dibutuhkan dan merancang untuk memenuhinya dalam hitungan sekian waktu
tertentu.
Sebaliknya jika
persiapan dana pendidikan tidak dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya, alias dadakan, bisa jadi tiap kali anak Anda
hendak membayar uang pangkal masuk sekolah, lagi-lagi Anda harus kalang kabut.
Kalau sudah begitu, mungkin alternatif nomor 4 dan 5 bisa Anda pertimbangkan
sebagai jalan keluarnya.
Pada akhirnya selama pemerintah belum mampu menunjukkan komitmennya
terhadap jaminan pendidikan gratis bagi rakyat, maka keputusan untuk
berinvestasi untuk persiapan dana pendidikan anak dan peran serta orang tua
dalam merancang pendidikan bagi anak-anaknya sangatlah besar. Apapun produk
investasi yang digunakan, sebaiknya
produk investasi pendidikan tersebut haruslah dirancang sedemikian rupa hingga
mengutamakan kepentingan anak serta mampu memberikan manfaatnya tepat pada saat
dibutuhkan.
4 Langkah
Mudah Mempersiapkan Dana Pendidikan
Mempersiapkan
dana pendidikan juga bukan asal menabung, jangan-jangan biarpun Anda sudah
capek menabung dana yang terkumpul tidak cukup juga. Untuk mempermudah Anda
melakukan persiapan dana pendidikan anak, berikut ini adalah langkah–langkah yang bisa dijalankan :
1. Menentukan target dana pendikan yang dibutuhkan
Banyak orang tua hanya mengetahui tingginya biaya
pendidikan saat ini, tapi lupa memperkirakan berapa besarnya biaya pendidikan
kelak. Sehingga walaupun merasa sudah menabung tetapi dana tersebut ternyata
tidak cukup saat akan dipakai. Target dana pendidikan yang dibutuhkan adalah
sama dengan perkiraan biaya pendidikan
kelak, dan untuk memperkirakannya, lakukanlah 2 hal sebagai berikut :
- Cari informasi berapa biaya saat ini untuk masing–masing jenjang
pendidikan yang akan dilalui anak Anda ( TK, SD, SMP, SMA, Universitas, S2 ). Misalkan biaya uang masuk TK saat
ini adalah Rp 5 jt dan anak Anda akan masuk TK 4 tahun lagi.
- Hitung berapa biaya pendidikan tersebut kelak, Kalikan dengan asumsi
kenaikan biaya pendidikan pertahun sampai anak Anda masuk sekolah. Misalkan
biaya uang masuk TK saat ini adalah Rp 5 jt dan anak Anda akan masuk TK 4 tahun
lagi sedangkan asumsi rata-rata kenaikan biaya pendidikan pertahun yang adalah 10%, maka 4 tahun lagi biaya uang
pangkal masuk TK tadi sudah naik menjadi Rp 7.350.000,-
2. Menetapkan cara pencapaian target dana pendidikan.
Ada 2 cara yang bisa dipilih untuk
mencapai target dana pendidikan, yaitu :
a ) Melakukan setoran rutin bulanan ke dalam suatu produk investasi,
misalnya : - Menabung secara rutin ke tabungan biasa, tabungan pendidikan atau
deposito di bank, melakukan investasi bulanan ke produk reksadana, atau
mengambil asuransi pendidikan.
b ) Menabung atau melakukan investasi sekali saja di muka dengan dana tunai
yang dimiliki saat ini.
3. Melindungi Investasi dari resiko.
Hilangnya kemampuan orang tua untuk mendapatkan penghasilan akibat kematian,
kecelakaan atau sakit parah, bisa menyebabkan setoran rutin untuk dana
pendidikan terhenti. Untuk mengantisipasi dari resiko–resiko ini, maka akan
lebih bijaksana jika Anda mengambil asuransi Bila Anda sudah mengambil asuransi
pendidikan atau tabungan pendidikan yang juga memberikan manfaat asuransi maka
otomatis dana pendidikan anak Anda sudah terproteksi. Artinya jika salah satu
resiko seperti tersebut diatas terjadi maka pihak asuransi akan meneruskan
persiapan dana pendidikan untuk anak Anda. Namun jika Anda menabung sendiri
maka sebaiknya mengambil asuransi jiwa,
asuransi kecelakaan dan asuransi penyakit kritis, dengan besar jumlah uang
pertanggungan yang jika uang pertanggungan
tersebut dimasukkan kedalam suatu produk tabungan atau investasi maka
hasil bunga yang didapat bisa untuk membayar setoran rutin dana pendidikan anak
Anda.
4. Melakukan Evaluasi dan Revisi.
Untuk memastikan agar target dana pendidikan yang
dinginkan tercapai maka sebaiknya rencana keuangan yang dijalankan dievaluasi
minimal setahun sekali. Hal ini dilakukan karena asumsi suku bunga
tabungan, deposito, asuransi maupun produk investasi lainnya bisa saja berubah
Demikian juga asumsi kenaikan biaya pendidikan pertahun, sehingga kemungkinan terjadi ketidak sesuaian antara
asumsi yang dipakai dengan kenyataan sebenarnya bisa terjadi. Akibatnya Anda
mungkin bisa mencapai target dana pendidikan yang dinginkan tetapi bisa juga
tidak. Dengan melakukan evaluasi rutin maka akan diketahui apakah rencana
keuangan sudah terpenuhi tergetnya atau belum, sehingga jika belum dapat segera
dilakukan revisi atau rencana
perbaikannya.
Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial