Responsive Ad Slot

Latest

Menabung

Bisnis

Liburan

Featured Articles

Mensiasati Mahalnya Biaya Pendidikan

Monday, 22 December 2014

"Mensiasati  mahalnya biaya pendidikan"


Mensiasati mahalnya biaya pendidikan
Pendidikan di Indonesia masih merupakan investasi yang mahal, untuk itu diperlukan perencanaan keuangan yang baik, bila ingin merencanakan pendidikan dengan baik bagi buah hati sebaiknya merencanakan dana pendidikan sejak dini. Dana pendidikan bisa mulai dipikirkan serta disiapkan sejak anak lahir dengan menyisihkan sebagian pendapatan rutin kita tiap bulannya  atau pada waktu tertentu secara rutin.
Setiap pergantian tahun ajaran para orang tua, selalu dihadapkan pada masalah biaya pendidikan. Terlebih bila ada anaknya yang akan masuk ke jenjang pendidikan lebih tinggi, maka mereka harus bersiap-siap merogoh kocek lebih dalam. Banyak orangtua atau bahkan juga anak-anak-yang menderita stres ketika mereka harus mendapatkan sekolah baru untuk pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Anak taman kanak-kanak harus masuk sekolah dasar, lalu sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas, selanjutnya ke perguruan tinggi.Selain harus menyediakan sejumlah uang sebagai uang pangkal (bahkan sering kali mesti ditambah pula dengan uang sumbangan sukarela),  juga mesti memindahkan sebagian uang keluarga untuk membeli buku pelajaran dan seragam sekolah yang baru.

Sebagai orang tua, kita pasti setuju bahwa pendidikan mempunyai peranan besar terhadap  masa depan anaknya. Sehingga demi mendapatkan pendidikan yang terbaik, maka menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang pendidikan yang paling tinggi adalah salah satu cara agar si anak mampu mandiri secara finansial nantinya. Namun mahalnya biaya pendidikan saat ini ditambah lagi dengan naiknya biaya pendidikan dari tahun ketahun seringkali membuat  orang tua tidak mampu menyediakan dana pendidikan tersebut pada saat dibutuhkan.

Apalagi jika yang dimaksud adalah pendidikan bermutu. Sekolah negeri favorit saat ini bahkan biaya sekolahnya tidak berbeda jauh dengan sekolah swasta. Apalagi dengan maksud agar anaknya mendapat pendidikan terbaik berwawasan internasional, maka beberapa orang tua juga berkeinginan untuk menyekolahkan anaknya ke luar negeri. Buat Anda yang pernah bersekolah di luar negeri pasti ingat betapa biaya hidup selama belajar disana hampir sama besarnya dengan biaya pendidikan itu sendiri. Pengalaman itu menunjukan bahwa bila Anda menyekolahkan anak keluar negeri kelak, jumlah yang harus Anda keluarkan akan jauh lebih besar lagi .

Lalu benarkah pendidikan masih merupakan barang mewah? Disebut kemewahan karena bagi sebagian besar kalangan, pendidikan masih menyita biaya yang luar biasa besarnya hingga sulit dipenuhi. Terutama oleh kalangan menengah ke bawah dengan keuangan terbatas. Jika disandingkan dengan kebutuhan primer dan biaya hidup yang semakin mahal, tentu saja kebutuhan akan pendidikan yang bersifat jangka panjang dan tidak terlalu mendesak menjadi semakin dikesampingkan.

Beban orang tua untuk mempersiapkan dana sedemikian besar untuk membayar uang pangkal sekolah anak memang cukup berat jika harus dibayar sekaligus. Karena itu untuk mengantisipasi mahalnya biaya pendidikan kelak maka salah satu caranya adalah dengan mempersiapkan dana pendidikan jauh-jauh hari sebelumnya. Untuk mempersiapkan dana  biaya pendidikan, sebenarnya banyak yang bisa dilakukan para orang tua. Secara garis besar, sumber pendanaan alternatif dalam perencanaan keuangan menghadapi tahun ajaran baru  ada 5, yaitu :

1.  Menabung melalui jasa perbankan, Tabungan pendidikan. Yang merupakan gabungan bentuk deposito, asuransi, dan tabungan. Bedanya, deposito dimulai dengan uang pangkal yang besar, sementara tabungan pendidikan membayar setoran untuk mendapatkan "uang pangkal" yang lebih besar. Dan berbeda pula dengan tabungan biasa, karena tidak dapat diambil sebelum jatuh tempo (layaknya asuransi dan deposito). Uniknya, walaupun bentuknya tabungan pendidikan, namun ada juga yang dijaminkan dengan perlindungan asuransi. Jadi ketika setoran yang seharusnya dilakukan sepanjang waktu perjanjian tidak tercapai, akan ditanggung pihak penjamin, setoran bulanan akan dilanjutkan hingga jatuh tempo bila orangtua penyetor mengalami kecelakaan dan tidak bisa melanjutkan setoran.

2. Membeli produk asuransi yang mengandung unsur tabungan, Asuransi pendidikan. Bentuk penjaminan terhadap risiko, keuntungan menggunakan sumber pendanaan ini bila waktu yang direncanakan tepat atau ada risiko yang muncul di tengah "perjalanan". Biasanya model ini digunakan bagi keluarga yang memiliki resiko tinggi, sebut saja orang tua dengan pekerjaan tingkat kecelakaanya lebih tinggi. 

3. Mempersiapkan sendiri  dengan cara berinvestasi. Selain tabungan dan asuransi pendidikan maka Anda juga bisa mempersiapkannya sendiri dengan cara berinvestasi ke dalam suatu produk investasi lain, misalnya reksadana. Anda bisa melakukan setoran rutin investasi per bulan, atau pada waktu yang diinginkan. 

4.  Dengan mengambil pinjaman kredit jangka pendek, walaupun tidak terlalu lazim digunakan untuk sumber dana pendidikan, namun sebagian masyarakat masih menggunakannya, misalnya seperti produk pinjaman tanpa jaminan yang dikeluarkan oleh bank. Kartu kredit. Sumber keuangan ini sangat memungkinkan, walaupun pembayarannya mungin akan menjadi masalah baru. Selain bunga yang tinggi bila jatuh tempo, juga tingkat risikonya cukup besar. Menggadaikan harta Anda yang berharga seperti perhiasan emas ke pegadaian, juga merupakan salah satu sumber pembiayaan untuk berbagai keperluan yang mendesak, misalnya seperti membayar uang pangkal sekolah anak. Dalam keadaan mendesak, dimana tidak tersedia dana yang cukup untuk membayar biaya pendidikan anak dengan segera, maka mengambil pinjaman kepada pihak lain bisa menjadi salah satu alternatif.

5.   Dengan menjual harta kekayaan. Jika Anda mempunyai simpanan dalam bentuk kertas (paper asset) seperti reksa dana, saham atau harta dalam bentuk wujud lainnya seperti emas, tanah. Kendaraan atau barang berharga lainnya bisa dipertimbangkan untuk menjualnya jika tidak tersedia dana tunai yang cukup untuk membayar biaya pendidikan anak.

Prinsipnya dari ke 5 alternatif mempersiapkan dana pendidikan, semuanya bisa dijalankan hanya tinggal mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Dengan mempersiapkan dana pendiikan jauh-jauh hari atau sejak dini baik melalui, tabungan pendidikan, asuransi pendidikan maupun mempersiapkannya sendiri, memungkinkan para orang tua merancang pendidikan anak-anaknya. Tidak hanya dari pola dan sistem pendidikan yang diinginkan, namun juga kualitas pendidikan yang terkait erat dengan biaya pendidikan itu sendiri. Orang tua dapat menentukan sejak dini pendidikan jangka panjang seperti apa yang diinginkan untuk anak mereka. Sekaligus mempunyai prediksi besaran biaya dan dibutuhkan dan merancang untuk memenuhinya dalam hitungan sekian waktu tertentu.
Sebaliknya jika persiapan dana pendidikan tidak dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya, alias dadakan, bisa jadi tiap kali anak Anda hendak membayar uang pangkal masuk sekolah, lagi-lagi Anda harus kalang kabut. Kalau sudah begitu, mungkin alternatif nomor 4 dan 5 bisa Anda pertimbangkan sebagai jalan keluarnya.
Pada akhirnya selama pemerintah belum mampu menunjukkan komitmennya terhadap jaminan pendidikan gratis bagi rakyat, maka keputusan untuk berinvestasi untuk persiapan dana pendidikan anak dan peran serta orang tua dalam merancang pendidikan bagi anak-anaknya sangatlah besar. Apapun produk investasi yang digunakan,  sebaiknya produk investasi pendidikan tersebut haruslah dirancang sedemikian rupa hingga mengutamakan kepentingan anak serta mampu memberikan manfaatnya tepat pada saat dibutuhkan. 

4 Langkah Mudah  Mempersiapkan Dana Pendidikan
Mempersiapkan dana pendidikan juga bukan asal menabung, jangan-jangan biarpun Anda sudah capek menabung dana yang terkumpul tidak cukup juga. Untuk mempermudah Anda melakukan persiapan dana pendidikan anak, berikut ini adalah  langkah–langkah yang bisa dijalankan  :

1. Menentukan target dana pendikan yang dibutuhkan
Banyak orang tua hanya mengetahui tingginya biaya pendidikan saat ini, tapi lupa memperkirakan berapa besarnya biaya pendidikan kelak. Sehingga walaupun merasa sudah menabung tetapi dana tersebut ternyata tidak cukup saat akan dipakai. Target dana pendidikan yang dibutuhkan adalah sama dengan perkiraan biaya pendidikan kelak, dan untuk memperkirakannya, lakukanlah 2 hal sebagai berikut :
- Cari informasi berapa biaya saat ini untuk masing–masing jenjang pendidikan yang akan dilalui anak Anda ( TK, SD, SMP, SMA, Universitas, S2 ).  Misalkan biaya uang masuk TK saat ini adalah Rp 5 jt dan anak Anda akan masuk TK 4 tahun lagi.
- Hitung berapa biaya pendidikan tersebut kelak, Kalikan dengan asumsi kenaikan biaya pendidikan pertahun sampai anak Anda masuk sekolah. Misalkan biaya uang masuk TK saat ini adalah Rp 5 jt dan anak Anda akan masuk TK 4 tahun lagi sedangkan asumsi rata-rata kenaikan biaya pendidikan pertahun yang  adalah 10%, maka 4 tahun lagi biaya uang pangkal masuk TK tadi sudah naik menjadi Rp 7.350.000,-

2. Menetapkan cara pencapaian target dana pendidikan.
Ada  2 cara yang bisa dipilih untuk mencapai target dana pendidikan,  yaitu :
a ) Melakukan setoran rutin bulanan ke dalam suatu produk investasi, misalnya : - Menabung secara rutin ke tabungan biasa, tabungan pendidikan atau deposito di bank, melakukan investasi bulanan ke produk reksadana, atau mengambil asuransi pendidikan.
b ) Menabung atau melakukan investasi sekali saja di muka dengan dana tunai yang dimiliki saat ini.

3. Melindungi Investasi dari resiko.
Hilangnya kemampuan orang tua untuk mendapatkan penghasilan akibat kematian, kecelakaan atau sakit parah, bisa menyebabkan setoran rutin untuk dana pendidikan terhenti. Untuk mengantisipasi dari resiko–resiko ini, maka akan lebih bijaksana jika Anda mengambil asuransi Bila Anda sudah mengambil asuransi pendidikan atau tabungan pendidikan yang juga memberikan manfaat asuransi maka otomatis dana pendidikan anak Anda sudah terproteksi. Artinya jika salah satu resiko seperti tersebut diatas terjadi maka pihak asuransi akan meneruskan persiapan dana pendidikan untuk anak Anda. Namun jika Anda menabung sendiri maka sebaiknya mengambil asuransi jiwa, asuransi kecelakaan dan asuransi penyakit kritis, dengan besar jumlah uang pertanggungan yang jika uang pertanggungan  tersebut dimasukkan kedalam suatu produk tabungan atau investasi maka hasil bunga yang didapat bisa untuk membayar setoran rutin dana pendidikan anak Anda. 

4. Melakukan Evaluasi dan Revisi.     
Untuk memastikan agar target dana pendidikan yang dinginkan tercapai maka sebaiknya rencana keuangan yang dijalankan  dievaluasi  minimal setahun sekali. Hal ini dilakukan karena asumsi suku bunga tabungan, deposito, asuransi maupun produk investasi lainnya bisa saja berubah Demikian juga asumsi kenaikan biaya pendidikan pertahun, sehingga  kemungkinan terjadi ketidak sesuaian antara asumsi yang dipakai dengan kenyataan sebenarnya bisa terjadi. Akibatnya Anda mungkin bisa mencapai target dana pendidikan yang dinginkan tetapi bisa juga tidak. Dengan melakukan evaluasi rutin maka akan diketahui apakah rencana keuangan sudah terpenuhi tergetnya atau belum, sehingga jika belum dapat segera dilakukan revisi atau  rencana perbaikannya.


Don't Miss