Untuk pertama kalinya si kecil minta dibelikan sepeda seperti teman-temannya. Kekhawatiran kecil sekejap menyelinap di benak Anda. Bukannya pelit, hanya takut dia terluka. Bekas luka parut pada siku tangan kiri meninggalkan bekas yang walaupun tidak terlalu kentara namun selalu mengingatkan Anda akan sakitnya jatuh saat belajar naik sepeda. Tapi, mana bisa Anda melarang si kecil yang keras kepala. Benar saja, tangisannya bisa terdengar ke seluruh wilayah RT saat dia dan sepeda barunya meluncur ke selokan. Herannya tak lama dia segera menaiki sepedanya, berkali-kali begitu. Pun dia tidak pernah menyalahkan Anda karena tidak melarangnya naik sepeda.
Banyak hal dalam berivestasi sebenarnya seperti falsafah belajar sepeda. Jatuh bangun akan beberapa kali Anda alami sampai Anda benar-benar bisa mengayuh sepeda dengan lancar. Kalau sudah begini barangkali Andapun berharap bisa memiliki setengahnya saja dari semangat si kecil.
Bola Kristal
Katakanlah Anda dijanjikan mendapatkan yield 2% perbulan atau 24% pertahun, dalam dollar lagi! Siapa yang tidak tergiur dengan yield yang terbilang cukup besar itu. Bukannya serakah or whatsoever. Hanya saja beberapa ada yang menginvestasikan uang pensiunan hasil jerih payah bertahun-tahun karena ingin menyekolahkan anak-anaknya sampai berhasil dan tidak semua orang memiliki wawasan mengenai ekonomi atau investasi seperti para pakar. Tidak heran begitu suatu investasi jatuh, saling tuding menuding pun terjadi menyesalkan mengapa analisa datang terlambat justru setelah investasinya gagal. Ratusan protes dari investor yang kecewa mengklaim bahwa tidak butuh kepandaian khusus jika analisa tidak memiliki nilai-nilai antisipasi, strategi, dan recovery. hampir semua bisa melakukan analisa semacam ini, kekecewaan yang sangat wajar mengingat beberapa investor bahkan sampai kesulitan membiayai kebutuhan sehari-hari.
Alangkah baiknya jika sebuah nasihat investasi dapat mencerahkan orang untuk mengantisipasi investasinya berdasarkan analisa high knowledge investment dari pakarnya, bukan malah membuat seseorang terjebak dalam investasi gadungan. Seandainya saja sebuah bola kristal mampu meramalkan umur suatu structure sebelum ia collaps. Adakah yang demikian...?
Bagaimana melindungi diri Anda dari investasi yang menjerumuskan?
Hati-hati tidak sama dengan penakut. Seorang investor tak ubahnya pembalap Formula 4 yang bisa melaju dengan kecepatan tinggi tetapi sangat penuh perhitungan. Minimal ada 5C tahapan yang harus Anda lewati sebelum mengatakan ”ya” pada suatu investasi sehingga meminimalisir kemungkinan jatuh ke investasi gadungan.
1. Conduct.
Luangkan waktu. Jangan biarkan seorangpun mendesak Anda. Peluang yang baik untuk berinvestasi tidak akan lenyap dalam semalam. Orang yang mengatakan “masuklah saat ini juga” perlu dicurigai. Apakah mereka melakukannya untuk kepentingan Anda atau mengejar komisi dan target penjualan. Biasakan menjadi pendengar yang baik agar bisa menyerap informasi dengan baik. Biarkan sales agent atau siapapun yang menawarkan investasi kepada Anda, mempresentasikan penawarannya dari A sampai Z. Anda tidak wajib membelinya, tetapi Anda wajib meningkatkan pengetahuan investasi Anda. Mendengarkan presentasi para sales agent ini adalah salah satu caranya.
2. Compare.
Mintalah dan pelajari semua literatur perusahaan yang tersedia mulai dari prospektus, company profile, data-data lainnya Tanyakan hal-hal berikut dan mintalah perbandingannya dengan kompetitor dan benchmarknya :
- Tentang perusahaan dan manajemennya. (SK Ijin usaha, bidang usaha dan status, pemegang saham beserta permodalan, susunan komisaris & direksi, pemegang ijin wakil manager investasi, dll).
- Tentang skema investasi atau bagaimana cara kerjanya. Kemana dana investor di kelola dan bagaimana cara mengelolanya? apakah ke portfolio instrument keuangan, ke sektor riil langsung atau jenis usaha tertentu, ke property atau komoditi seperti emas.
- Tentang tingkat keuntungannya dan berapa. Apakah investasi tersebut memberikan manfaat pendapatan tetap berupa bunga, capital gain, bagi hasil atau skema lainnya.
- Tentang tingkat risiko dan apa saja faktornya.yang bisa membuat investor merugi.
- Tentang kinerja atau performanya sejak terbitnya. Performance masa lalu tidak menjadi jaminan di masa depan akan tetap sama, Anda hanya bisa mengukur peluang dan risikonya.
- Tentang terms & conditions atau aturan mainnya. Bagaimana prosedur penempatan dan pencairannya. Apakah ada garansi pembelian kembali jika mengundurkan diri dari kepesertaan.
- Tentang jumlah nasabah peserta dan dana kelolaaan. Banyaknya jumlah nasabah dan besarnya dana kelolaan bisa jadi menunjukkan kepercayaan masyarakat dan ukuran kekuatan dana, namun tidak menjadi jaminan.
3. Count.
Hitunglah perubahan alokasi asset dan portfolio investasi serta dampaknya pada kondisi keuangan secara keseluruhan jika Anda membeli investasi tersebut. Untuk itu Anda perlu menetapkan sebuah kebijakan investasi pribadi. Sudahkan Anda membuatnya?
4. Consult.
Konsultasikan dengan orang lain yang pernah mempunyai pengalaman dengan perusahaan tersebut beserta produk-produknya.
5. Check & Re-Check.
Selidikilah dan cocokkanlah kebenaran semua informasi yang Anda terima. Jangan menganggap bahwa dokumen yang kelihatannya resmi berarti benar-benar akurat atau lengkap.
Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial