“ Jika saya ingin berenang, saya mungkin lebih memilih berenang di kolam renang daripada di laut. Kolam renang yang sedalam apapun pasti jauh lebih aman daripada mencoba menaklukan ombak di laut.”
“ Saya takut ketinggian dan menghindari naik pesawat terbang. Jika harus tugas ke luar kota saya lebih memilih naik kereta atau mobil saja. “
“ Saya merasa lebih aman menyimpan uang di bank daripada membeli produk investasi lain yang tidak dijamin pemerintah. Saya tidak akan pernah secara sengaja menghilangkan uang yang sudah saya dapatkan dengan susah payah.”
Semuanya tadi tentunya telah memberikan gambaran tentang diri saya kepada Anda : Saya tipe orang yang takut mengambil risiko, karena itu saya menghindari melakukan atau tidak melakukan hal-hal tertentu karena tidak ingin terluka. Tetapi menghindari risiko tidak selalu menjauhkan Anda dari bahaya. Sebab, bahaya bisa terjadi dalam kondisi yang paling aman sekalipun tanpa diduga. Orang bisa terseret ombak di laut, tetapi ada juga yang tenggelam di kolam renang, bahkan kecelakaan lalu lintas di darat jumlahnya jauh lebih banyak daripada kecelakaan di udara, bahkan bank yang seharusnya menjadi tempat menyimpan uang paling aman sekalipun bisa dilikuidasi. Dan itulah yang namanya risiko – tidak ada yang benar-benar aman, semua hal mengandung risiko. Tidak hanya dalam kehidupan nyata dan terutama tidak dalam dunia investasi. Berbicara mengenai investasi maka uanglah yang menjadi pertimbangan utama. Adanya risiko dalam berinvestasi bisa menyebabkan Anda kehilangan uang yang diinvestasikan. Selanjutnya jika risiko ini tidak dapat dihilangkan, maka yang terbaik adalah menentukan sejak awal berapa besar jumlah risiko kehilangan uang yang sanggup Anda terima.
Dari rubrik Uang dan Kita yang saya asuh ini, seringkali mendapat e-mail dari para netters yang ingin mengetahui tentang bagaimana caranya mulai berinvestasi. E-mail-email ini kebanyakan menanyakan apa produk investasi apa yang saya rekomendasikan kepada investor pemula. Sayangnya, mereka tidak memberikan informasi bagaimana sikap mereka dalam menghadapi kerugian. Mereka berharap saya bisa merekomendasikan suatu roduk investasi yang bisa memberikan keuntungan yang setinggi-tingginya dengan risiko serendah-rendahnya. Hal ini sama saja dengan Anda membuka usaha ternak ayam potong dan berharap ternak ayam tersebut tidak kena penyakit. Atau Anda menyimpan uang dibank dan berharap bunganya bisa memberikan return pengembalian sebesar 50% dari pokoknya. Tidak mungkin! Saya yakin tidak seorangpun yang ingin rugi, dan tidak seorang yang ingin kehilangan uangnya. Tetapi berinvestasi tanpa risiko adalah tidak mungkin. Jadi tidak ada satu rumusan investasi apapun yang bisa menjamin keuntungan yang besar tanpa ada risiko kerugian.
Kali ini saya akan membahas salah satu faktor yang paling penting yang harus Anda pertimbangkan saat ingin mulai berinvestasi. Dan hal ini dimulai dengan pertanyaaan “Dalam berinvestasi seberapa besar kerugian yang bisa Anda tanggung?“ Bagi siapapun yang ingin berinvestasi, maka sebelum memulai kenalilah terlebih dahulu bagaimana sikap Anda dalam menghadapi kerugian yang selalu mengiringi apapun jenis investasinya. Mengetahui bagaimana diri Anda dalam menghadapi kerugian risiko investasi, akan membantu Anda memilih produk investasi yang sesuai dengan dengan Anda. Untuk bisa mengetahui seberapa besar Anda bisa bertoleransi dalam menghadapi risiko investasi, maka tanyakanlah kepada diri Anda 3 hal berikut ini :
• Bisakah Anda menerima kehilangan semua uang yang Anda investasikan?
• Berapa lama Anda ingin berinvestasi. Apakah dalam jangka pendek atau jangka panjang?
• Apakah Anda mempunyai rencana untuk menggunakan uang investasi ini dalam waktu dekat?
Bisakah Anda menerima kehilangan semua uang yang Anda investasikan?
Pertanyaan pertama adalah “ Bagaimana kondisi keuangan Anda jika uang yang Anda investasikan hilang sejumlah tertentu, sebagian atau semuanya?” Selalu ada risiko akan kehilangan uang sejumlah berapapun dari tiap investasi yang Anda lakukan. Jika Anda sudah berumur, sebentar lagi akan memasuki masa pensiun, atau jika saat ini sudah dalam kondisi pensiun sehingga Anda merasa tidak bisa kehilangan uang satu sen pun, maka sesungguhnya Anda mungkin tidak sanggup menghadapi risiko investasi yang tinggi. Dalam kondisi ini Anda harus menginvestasikan uang Anda dengan cara yang paling konservatif. Beberapa produk investasi yang sesuai dengan profil risiko Anda adalah tabungan, deposito, obligasi pemerintah, atau reksa dana pasar uang. Produk-produk investasi ini secara umum mempunyai kategori risiko yang rendah. Secara umum, produk investasi yang returnnya rendah, maka risikonya juga rendah. Namun produk invesatsi yang paling aman sekalipun mempunyai risiko kerugian, jadi pastikan bahwa Anda sudah mempelajari dan memahami produk investasinya sebelum Anda berinvestasi
Analoginya bisa kita samakan begini, jika A mempunyai uang Rp 500 juta maka kehilangan uang Rp 1 juta, tidak akan terlalu membahayakan A secara keuangan. Sedangkan B mempunyai uang sejumlah Rp 5 juta, maka kehilangan uang Rp 1 juta merupakan kerugian yang jauh lebih besar dibandingkan kondisi A. Walaupun jumlah kerugian sama, namun risiko kerugian finansial B jauh lebih besar daripada A. Dalam hal ini kesanggupan A dalam menerima risiko investasi lebih tinggi dari pada B.
Yang manakah Anda A atau B?
Berapa lama Anda ingin berinvestasi. Apakah dalam jangka pendek atau jangka panjang?
Kebanyakan orang berinvestasi dalam jangka pendek, karena ingin cepat-cepat mendapatkan uang sekarang agar mereka bisa membiayai gaya hidup mereka, atau membeli sesuatu hal yang sangat di inginkan jika uangnya ada. Nah.. reksa dana saham, saham, opsi, kontrak perdagangan berjangka sangat cocok untuk Anda yang ingin dapat duit banyak dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Itupun kalau Anda mampu mengatasi kepanikan jika nilai investasi Anda turun sewaktu-waktu atau kehilangan semua uang yang Anda investasikan. Para investor jangka pendek biasanya rajin dan mau meluangkan waktu untuk mencari cara-cara memaksimalkan investasi mereka setiap ada kesempatan. Mereka biasanya tidak sabar untuk menahan investasi mereka dalam waktu lama dan setiap ada kesempatan mencoba meraup keuntungan dari tiap pergerakan pasar. Misalnya jika diketahui setiap menjelang pemilu harga rupiah melemah terhadap dolar, maka investor jangka pendek beberapa bulan sebelum pemilu akan berlomba-lomba untuk membeli dolar disaat harga rendah, dan segera menjualnya mendekati pemilu disaat harga jualnya sudah melebihi harga belinya. Masalahnya keuntungan memang bisa di dapat kalau harga dolar memang naik, bagaimana jika tidak? Semua perkiraan bisa meleset bukan?
Para investor jangka pendek biasanya mempunyai toleransi risiko investasi yang tinggi, artinya mereka secara emosional mampu menghadapi risiko kehilangan sejumlah tertentu, sebagian bahkan kehilanganya semuanya dari investasi yang mereka tanamkan asalkan bisa mendapatkan keuntungan besar dengan cepat. Setiap orang juga bisa menjadi investor jenis ini, yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana akibatnya secara finansial kepada kondisi finansial Anda dan keluarga jika kehilangan sejumlah nilai investasi tadi. Apakah akan membahayakan keuangan keluarga Anda secara keseluruhan? Artinya jika uang yang diinvestasikan hilang, bisakah Anda dan keluarga membiayai kebutuhan hidup selanjutnya.
Keculai jika Anda beinvestasi dalam jangka panjang misalnya untuk mempersiapkan dana pensiun, Anda bisa menganggap diri Anda mempunyai toleransi risiko investasi yang tinggi. Dalam kondisi ini Anda bisa mengambil reksa dana pendapatan tetap dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi atau berinvestasi ke saham-saham blue chips. Begitu juga jika Anda masih muda dan mempunyai penghasilan rutin yang diharapkan masih terus meningkat maka bisa dianggap Anda mempunyai toleransi risiko yang tinggi. Anda masih bisa terus berinvestasi ke dalam produk investasi dengan risiko yang lebih tinggi juga.
Namun harap diingat untuk tidak menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang, lebih baik membagi investasi Anda ke dalam produk-produk investasi dengan level risiko yang berbeda. Jika perlu, berkonsultasilah dengan seorang perencana keuangan untuk menentukan prosentase pembagian yang tepat untuk ditempatkan ke dalam investasi risiko rendah, investasi risiko menengah, dan berapa yang ditempatkan ke dalam investasi risiko tinggi.
Apakah Anda mempunyai rencana untuk menggunakan uang investasi ini dalam waktu dekat?
Jika Anda bermaksud untuk menggunakan uang yang Anda investasikan untuk suatu tujuan keuagan tertentu dalam waktu dekat misalnya membeli rumah, membeli mobil, membiayai pesta pernikahan, membayar uang sekolah anak, kemungkinan besar Anda tidak boleh kehilangan uang itu barang sedikitpun juga. Dalam kondisi ini investasi yang dilakukan sebaiknya ditempatkan ke dalam produk investasi dengan risiko yang rendah. Tentu saja, jika jangka waktu investasinya masih panjang Anda bisa menempatkan uang tersebut ke dalam produk investasi dengan risiko investasi yang lebih tinggi dengan tujuan untuk mendapat return yang lebih tinggi pula. Misalnya keinginan untuk membeli rumah tersebut akan dilaksanakan 5 tahun lagi, atau uang pangkal masuk perguruan tinggi anak Anda akan dibayarkan 18 tahun lagi.
Baiklah, seperti yang sudah Anda lihat bahwa mengenal profil risiko seseorang memang cukup rumit. Walaupun demikian mengenal profil risiko Anda sebelum Anda berinvestasi sangat penting. Tujuannya adalah untuk mengetahui berapa besar kerugian yang bisa Anda terima dari kegiatan investasi Anda yang tidak akan membahayakan Anda dan keluarga secara finansial.
Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial