Salah satu ciri khas bulan puasa dan Lebaran adalah meningkatnya acara silaturahmi dan kumpul-kumpul. Bahkan sampai 10 hari menjelang lebaranpun bisa jadi kita masih menerima undangan buka puasa bersama. Yah...minimal kita jadi lebih sering ke masjid dan beramah tamah dengan tetangga yang kadang namanya pun kita lupa. Budaya kita memang terkenal memiliki hubungan kekerabatan yang cukup dekat. Budaya warisan ini yang diwariskan turun temurun ini bahkan sudah sedemikian mengakarnya. Tidak heran betapapun modernisasi yang membuat orang jaman sekarang semakin individualis, tetap saja acara kumpul-kumpul selalu dilakukan orang agar tetap merasa dekat dengan lingkunganya dan kerabat dekat. Terutama menjelang lebaran sudah menjadi agenda rutin tahunan untuk berkumpul bersama keluarga besar. Apalagi adanya libur panjang lebaran ditambah Tunjangan Hari Raya bisa menjadi lasan yang tepat untuk mudik. Tidak heran semangat mudik dari tahun ke tahun tidak pernah surut, meskipun kebanyakan orang harus rela bermacet-macet di jalan.
Mempertahankan Tradisi Mudik
Pada jaman sekarang dimana semakin banyak orang merantau maka acara mudik merupakan kesempatan untuk mempertahankan kedekatan terutama antara anak dan orang tua. Karena tempat tinggalnya masing-masing berada di kota yang berjauhan, sehingga sulit untuk saling mengunjungi. Acara mudik juga sering dibarengi tradisi sungkeman, yaitu mencium tangan atau pangkuan orang tua yang dilakukan dengan khusyu sebagi symbol rasa hormat juga diikuti permohonan maaf dari anak kepada orang tua atas berbagai kesalahan yang selama ini tidak sengaja dilakukan. Acara mudik juga bisa dijadikan ladang amal, dimana konsep memberi sebagai bagian dari pengelolaan keuangan yang bijak menemukan tempat prakteknya. Sebab mudik sebagai suatu tradisi yang sarat dengan nilai religius, biasanya juga diringi dengan pemberian amal, hadiah dan sumbangan kepada orang-orang yang kita cintai atau kepada sanak saudara yang membutuhkan di kampung halaman. Kebiasaan ini adalah salah satu cara penggunaan uang yang bijak, dimana kesediaan Anda untuk berbagi kegembiraan melalui pemberian uang atau materi yang setara akan membentuk sikap yang berkaitan dengan uang agar tidak terlalu terobsesi dengannya. Berbagai manfaat mudik yang positif inilah yang menyebabkan tradisi mudik terus dipertahankan
Mudik Bukan Pesta
”Pantang pulang sebelum sukses” kira-kira begitulah semangat para perantau. Makanya begitu ada kesempatan pulang para perantau yang menjadi pemudik ini berusaha tampil maksimal. Repotnya ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit sebab demi citra sukses orang harus mengada-ngadakan banyak atribut. Mulai dari kendaraan apa yang dibawa, penampilan dari ujung kepala sampai ujung kaki, sampai bagi-bagi hadiah dan angpau. Kalau sudah begini, mudik nyaris menjadi ajang pesta dimana orang datang tidak hanya bersilaturahmi tetapi juga ajang pameran. Yang pasti setiap kali mudik kita harus menyediakan sejumlah dana yang cukup untuk membiayai pengeluaran kita disana. Masalahnya bukan hanya transportasi pulang balik yang harus Anda tanggung tapi pengeluaran lain–lainnya seperti hadiah, oleh-oleh, rekreasi, makan-makan Dll. Segala hiruk pikuk sukacita mudik seringkali membuat pengeluaran-pengeluaran ini tidak terkontrol. Nah beberapa pemikiran berikut ini mudah-mudah dapat menginspirasi anda untuk tidak lagi mengalami defisit anggaran belanja lagi gara-gara mudik.
1. Kesempatan Rekreasi.
Biasanya mudik akan membuat kita bepergian dalam waktu relative lama atau paling tidak selama masa liburan yang diberikan perusahaan. Sebagian orang justru mengambil cuti panjang agar lebih leluasa. Momentum ini dimanafaatkan oleh keluarga untuk sekaligus berekreasi, alhasil berbagai kesempatan pelesir ke berbagai tempat wisata pun menjadi agenda tambahan mudik yang tidak boleh dilewatkan.
2. Mengambil dari Gaji.
Uang habis setelah pulang mudik sepertinya bukan cerita baru, sebab hampir slalu terulang setiap tahun. Hal ini dialami hampir semua orang, tidak terkecuali Anda. Padahal sudah mendapat Tunjangan Hari Raya (THR), jadi seharusnya ada sejumlah dana khusus yang bisa dianggarkan untuk mudik. Namun kenyataannya uang THR saja tidak cukup, bahkan harus mengambil uang gaji untuk membiayai keperluan mudik. Alhasil habis pulang kampung kita malah hidup pas-pasan dengan sisa dana yang ada sampai gajian berikutnya. Supaya masalah ini tidak terulang terus menerus, sebaiknya mulai membuat anggaran mudik khusus terpisah dari anggaran bulanan rumah tangga. Dengan cara ini akan terjadi suatu pembatasan antara ke duanya supaya tidak saling merecoki. Prinsipnya, bayarlah keperluan mudik dari anggaran mudik dan bayar keperluan rutin rumah tangga dari anggaran bulanan rumah tangga.
3. Angpau Yang Bikin Pusing.
Begitu juga acara wajib semacam kunjungan ke beberapa saudara disana, hampir tidak mungkin datang dengan tangan kosong. Anggaran amal, hadiah, sumbangan untuk diberikan kepada sanak saudara di sana. Bisa berupa barang atau uang tunai. Buatlah daftar orang-orang yang akan Anda beri hadiah beserta anggaran masing-masing orang. Pembelian hadiah harus disesuaikan dengan anggaran bukan sebaliknya. Pemberian hadiah berupa uang tunai sebaiknya sudah dipisahkan atau sudah dimasukkan ke amplop masing-masing yang sudah diberi nama. Persiapkanlah dari Jakarta, supaya tidak kerepotan disana.
4. Kontan VS Kredit.
Untuk membayar berbagai keperluan beberapa hari saat mudik maka mau tidak mau kita harus membawa uang tunai yang jumlahnya cukup besar, walaupun tidak praktis tetapi hal ini tidak bisa dihindarkan karena beberapa hal, antara lain :Kita tidak selalu bisa mengandalkan kartu dan mesin ATM. Walaupun tidak sering tapi hampir semua orang pernah mengalami hambatan saat akan bertransaksi menggunakan kartu dan mesin ATM, misalnyai mesin ATM sedang tidak bisa berfungsi, kartu ATM tiba-tiba rusak atau hilang dalam perjalanan, lupa nomor PIN ATM, Letak mesin ATM terlalu jauh dari tempat tinggal Tidak semua tempat menerima kartu debet. Pada umumnya kartu debet hanya diterima di pusat-pusat perbelanjaan di kota, untuk pembayaran di rumah makan, beli bensin, beli oleh-oleh khas kota Anda, bayar tiket ke tempat rekreasi biasanya hanya menerima pembayaran tunai saja.
5. Perlunya Dana Darurat.
Biaya tak terduga, sediakan sejumlah minimal minimal 10% dari total anggaran mudik Anda. Sedia payung sebelum hujan karena kita tidak pernah tahu apa saja yang akan terjadi selama mudik. Mobil yang mogok dijalan, pesawat yang ditunda keberangkatannya, biaya rekreasi yang membengkak. Intinya jika karena sesuatu hal yang menyebabkan pos-pos anggaran mudik lebih dari budgetnya, atau jika ada pengeluaran yang tidak ada dalam anggaran pos-pos mudik, Anda bisa mengambilnya dari pos biaya tak terduga.
Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial