Responsive Ad Slot

Latest

Menabung

Bisnis

Liburan

Featured Articles

Berhemat atau Meningkatkan Penghasilan?

Wednesday 7 January 2015

"Berhemat atau meningkatkan penghasilan?"

Berhemat atau Meningkatkan Penghasilan?
Kunjungan ke dokter gigi selalu membuat saya takut. Dan begitulah di suatu pagi saya duduk dengan canggung dan keringat dingin persis seperti pertama kali wawancara kerja. Ditambah lagi suara mesin bor gigi membuat saya makin ngilu. Majalah yang dari tadi saya bolak-balik langsung meloncat dan jatuh begitu nama saya di panggil. Keadaan lebih memalukan lagi di dalam kamar praktek dokter gigi. Jangankan bersuara, membuka mulut nyaris tak bisa saya lakukan tanpa gemetaran. ”Ya..sudah selesai,” adalah suara paling membahagiakan yang saya dengar hari itu. Saya keluar ruangan seperti seorang juara dan terus terseyum berhari-hari setelahnya.

Dengan  harga-harga yang makin melambung, kitapun mau tidak mau harus berhadapan dengan sesuatu yang menakutkan yang boleh saja kita sebut ”kesulitan hidup” jika tidak tega mengatakan kemiskinan. Mulai dari harga BBM yang bakal diperkirakan naik 10% s/d 30%  dan tentunya ke sembilan bahan kebutuhan pokok rumah tangga. Kabarnya ibu-ibu bingung, sebab uang belanja yang biasanya cukup buat satu hari, kini hanya bisa mencukupi sampai makan siang saja. Tenang, lonjakan harga-harga  adalah kejadian yang berulang, seperti sakit gigi. Anda hanya harus mengatasi rasa takut ke dokter gigi, artinya barangkali anda sedikit frustasi namun jangan sampai patah semangat sebab ada semacam berkah tersembunyi. Bahwa kondisi demikian paling tidak membuat perilaku konsumsi menjadi lebih rasional, sehingga langkah-langkah rasionalisasi yang diambil tidak akan menjadi siksaan karena mampu disiasati dengan tepat.

Rasionalisasi = Berhemat + Meningkatkan Penghasilan 

Mau tidak mau lonjakan harga-harga yang tidak diimbangi dengan naiknya pendapatan, membuat kita harus melakukan penyesuain gaya hidup menjadi lebih rasional. Terpangkasnya pengeluaran membuat kita berpikir berkali-kali setiap kali membeli suatu barang. Barang kebutuhan pokok menjadi prioritas, sementara pembelanjaan yang sifatnya spontan harus ditinjau ulang, dengan kata lain kita melakuakn penghematan misalnya antara lain :

1. Cobalah mengendalikan hasrat atau keinginan, bedakan antara keinginan dan kebutuhan. Berbelanjalah berdasarkan kebutuhan Anda dan perhitungkan mana kebutuhan pokok yang mutlak dan mana kebutuhan realistis yang masih bisa disesuaikan anggarannya. Jangan jadikan gengsi sebagai prioritas dalam berbelanja. Keterbatasan anggaran membuat perbaikan perilaku pembelanjaan semakain penting. Mungkin tidak ada anggran lagi untuk membeli pakaian, sepatu, atau asesoris bermerk, juga gonti-ganti hanphone hanya sekedar menjaga gengsi. Terapkanlah kiat-kiat merawat barang- barang yang sudah kita milki agar bisa tampil rapi dan hemat biaya. 

2. Kurangi frekuensi bepergian ke pusat perbelanjaan. Buatlah daftar kebutuhan terlebih dahulu, dan berbelanja barang yang hanya terdapat dalam daftar belanja. Mungkin tidak perlu selalu mengajak si kecil ikut berbelanja, usahakan agar langsung menuju rak atau counter yang sudah direncanakan.

3. Cobalah lebih memperhatikan berbagai cara menghindari sakit agar bisa menghindari mahalnya biaya kesehatan, misalnya menghindari stress, karena banyak penyakit yang terpicu oleh gangguan psikis. Terapkan pola makanana sehat, juga lakukan olahraga secara rutin untuk meningkatkan kebugaran tubuh tanpa bantuan suplemen.

4. Lakukan strategi meminimalkan beban rekening listrik, telpon, dan air. Misalnya gunakan alat listrik berdaya rendah dan hematlah penggunaanya. Terapkan juga cara-cara pengehematan telpon biasa dan pulsa HP, misalnya biasakan membicarakan hanya hal-hal penting ditelpon, menggunakan kartu pra bayar, kurangi kegiatan chatting di internet.  Iritlah  juga dalam penggunaan air, jadwalkan penggunaan pompa listrik, gunakan air 1 – 2 ember untuk cuci mobil, karena selang air membuat air bersih  banyak terbuang.

5. Rekreasi perlu namun tidak harus mahal. Cobalah menggali hakikat rekreasi dari hal-hal yang sederhana. Misalnya melakukan kegiatan bersama keluarga di rumah. Intinya, pemangkasan biaya rekreasi tidak harus mengurangi makna rekreasi itu sendiri.

Masih banyak sekali ide-ide penghematan dalam rangka mensiasati kenaikan harga saat masih belum bisa meningkatkan penghasilan. Dengan sedikit kreatifitas dan kerjasama seluruh anggota keluarga maka penghematan bisa membatu Anda menyeleseaikan masalah ini dalam jangka pendek, sambil secara pelan-pelan dalam jangka panjang Anda melakukan usaha-usaha  menambah penghasilan. Ya betul, penghematan saja tidak cukup jika tidak diikuti dengan usaha meningkatkan penghasilan. Sebab kenaikan harga-harga akan terus terjadi tahun depan, akibatnya pengeluaran kembali naik. Jika tidak diikuti dengan kenaikan penghasilan, jangankan berinvestasi untuk kebutuhan harianpun pas-pasan.

Meningkatkan Penghasilan Dengan Multi Karir

Dalam ketidak pastian ekonomi memiliki beberapa sumber pendapatan adalah cara yang realistis agar sebuah keluarga dapat terus meningkatkan penghasilannya. Kalau begitu mengapa hanya menekuni satu bidang pekerjaan? Mengapa tidak menjalankan beberapa profesi bersamaan? Secara finansial anda tetap aman karena tidak perlu meninggalkan pekerjaan utama, sambil mempelajari sesuatu yang baru. Lagipula memiliki multi karir memberikan anda keseimbangan agar tidak kelelahan atau kehilangan minat pada pekerjaan utama. Orang yang memiliki multi karir berarti memiliki dan menjalankan beberapa jenis pekerjaan sekaligus. Mereka ingin menjajal kemampuan di bidang lainnya tanpa harus mengorbankan pekerjaan formalnya saat ini. Misalnya, sesorang pada jam kerja biasa bekerja sebagai seorang karyawan di bagian akunting, kemudian seminggu tiga kali pada sore hari dia menjadi pelatih fitness di sebuah pusat kebugaran. Pada akhir pekan dia berjualan batik di berbagai bazar. Artinya dia memiliki pekerjaan resmi, melakukan kerja paruh waktu dan menjadi wirausahawan – alhasil dia menjalankan tiga jenis karir yang berbeda sekaligus. Nah, anda juga bisa mengembangkan apa yang menjadi kompetensi anda di perusahaan dan mengubahnya menjadi konsultan atau bergabung dengan lembaga yang menyediakan tenaga profesional temporer. Faktanya di dunia korporasi para pekerja tidak memberikan 100% waktu mereka, melainkan memberikan komitmen 80% dari waktu kerja mereka dan melihat-lihat kalau ada peluang melakukan hal lain. Golongan orang di luar kelas pekerja pun, umunya menerapkan waktu kerja secara fleksibel. Jadi konsep bekerja parug waktu walau belum sepenuhnya diterima namun makin banyak diminati. Yang patut diingat, menjalankan multi karir adalah proses berkembang tanpa kehilangan keamanan dari pekerjaan atau kehilangan kepercayaan diri atas keahlian anda.

Selamat mencoba.


Don't Miss