Responsive Ad Slot

Latest

Menabung

Bisnis

Liburan

Featured Articles

Mengantisipasi Ancaman PHK dengan Jaring Pengaman!

Tuesday 30 December 2014

"Mengantisipasi ancaman PHK dengan jaring pengaman!"

Mengantisipasi Ancaman PHK dengan Jaring Pengaman
Belum lama Renault, raksasa otomotif Perancis mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) 6.000 pekerja di seluruh Eropa. Sekitar 6.100 pekerja pabrik Nissan di Barcelona, Spanyol juga harus terkena PHK. Begitu juga Chrysler yang telah mengurangi 5.000 pekerja administrasi dan magang hingga akhir tahun ini. Kondisi ini merupakan sekelumit saja dari gambaran seluruh sektor industri dunia yang terpukul sejak krisis keuangan melanda AS dan Eropa, yang imbasnya bisa sampai ke masyarakat terkecil yaitu, individu dan keluarga. Di Indonesia, dampak krisis finansial global dikhawatirkan juga akan memicu terjadinya gelombang PHK. Namun di balik kesulitan selalu ada hikmah tersendiri. Paling tidak kita jadi berpikir kembali untuk mengevaluasi keuangan kita, tidak menggantungkan sumber penghasilan keluarga satu-satunya dari gaji, dan mempertimbangkan untuk mengusahakan multi income


Waspadai Gelombang PHK!

Pengusaha mungkin terpaksa melakukan PHK bila permintaan terhadap produk mereka terus menurun. Makanya pemerintah melalui kesepakatan empat menteri membuat peraturan bersama yang menjadi panduan daerah dalam menetapkan upah minimum 2009. Isinya sudah bisa diduga, pemerintah akan menitik beratkan dan mempertimbangkan kemampuan perusahaan di tengah situasi perekonomian saat ini agar tidak terjadi PHK.

Meskipun menurut survei yang dilakukan menunjukkan bahwa kenaikan kebutuhan hidup layak adalah 6-12% pertahun. Namun kita berharap agar perusahaan harus menaikkan upah melebihi inflasi agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan wajar. Sebab bagi kita, kondisi ini akan berarti dua hal, yaitu : (a) Meningkatnya risiko PHK yang berakibat hilangnya sumber penghasilan ; (b) Kenaikan gaji tidak sebanding dengan inflasi yang berakibat menurunnya tingkat kesejahteraan hidup. Untuk mengatasi hal ini anda harus membentuk jaring pengamanan keuangan keluarga, mengendalikan tingkat konsumsi dan melakukan diversifikasi sumber-sumber penghasilan sehingga standar hidup keluarga dapat dipertahankan.


Jaring Pengaman  

Setiap keluarga harus memiliki jaring pengaman dengan motivasi untuk bertahan hidup saat kesulitan keuangan, yang salah satunya adalah berkurangnya atau terhentinya penghasilan keluarga karena PHK. Jika ini terjadi keluarga tersebut harus memiliki modal yang cukup untuk bertahan hidup sementara waktu sampai penghasilannya normal kembali. Ada dua pendekatan dalam membangun jaring pengaman ini, yaitu :

1. Mengukur Rasio Kas : Tujuannya adalah mengukur berapa lama kemampuan sebuah keluarga dapat mencover biaya hidupnya jika penghasilannya terhenti. Besarnya modal untuk keadaan darurat  ini(emergency fund) tidak perlu terlalu besar hanya secukupnya saja dalam besaran kuota tertentu, yaitu idealnya 6 x pengeluaran keluarga perbulan. Maksudnya jika anda kena PHK, maka keluarga dapat terus membiayai pengeluarannya dengan survival capital sampai 6 bulan kemudian – yaitu asumsi anda  sudah mendapatkan penghasilan kembali. Modal ini harus ditempatkan ke dalam suatu produk investasi dalam bentuk kas(tunai) atau setara kas, seperti tabungan dan deposito. Dalam perencanaan keuangan tingkat kecukupan emergency fund berpedoman pada rasio kas, yaitu perbandingan antara jumlah asset tunai dengan jumlah rata-rata pengeluaran keluarga perbulan. Adapun jumlah pengeluaran yang dimaksud adalah meliputi cicilan hutang, premi asuransi, dan biaya hidup saja. Dengan demikian alokasi pos pengeluatan setoran tabungan dan investasi dalam perhitungan rasio kas boleh tidak dimasukkan. Sebab emergency fund memang untuk mengcover biaya-biaya yang sifatnya ”genting”- wajib dibayar sekarang juga dan tidak bisa ditunda. Sementara setoran tabungan & investasi walaupun lebih utama tetapi sifatnya ”tidak genting”. Rasio kas yang disarankan adalah 6 s/d 12 kali pengeluaran keluarga perbulan.

2. Mengukur Rasio Harta Lancar : Bagaimana jika sebuah keluarga yang terkena PHK membutuhkan waktu lebih lama dari 6 bulan untuk mendapatkan penghasilan kembali? Mungkinkah perhitungan emergency fund meleset? Kemungkinan emergency fund habis sebelum waktunya bisa terjadi, sebaliknya bisa juga tidak terpakai sama sekali kan. Kalau begitu untuk membentuk jaring pengaman secara lengkap tidak cukup dengan pembagian angka absolut 6 s/d 12 kali pengeluaran keluarga perbulan, tetapi harus diperluas dengan pendekatan portfolio investasi secara proporsional. Konsepnya adalah bahwa harus ada bagian dari kekayaan anda yang dialokasikan pada instrumen keuangan yang likuid, mudah dicairkan tanpa kehilangan nilai pokoknya. Tujuannya adalah mempertahankan kekayaan (preserve capital), sehingga pilihan instrumen keuangannya menjadi lebih variatif tidak hanya tabungan, dan deposito saja, namun juga reksadana pasar uang, instrument hutang pemerintah jangka pendek seperti ORI, atau obligasi swasta jangka pendek dengan peringkat minimal memadai. Pilihan lain adalah dengan menyimpan emas yang pertumbuhannya cenderung setara inflasi. Komposisi rasio harta lancar bisa berubah-rubah dari waktu ke waktu mengikuti kenaikan atau penurunan kinerja pasar finansial. Karena itu anda dianjurkan untuk melakukan rebalancing portfolio setahun sekali. Untuk mengukur rasio ini adalah dengan membandingkan jumlah asset likuid dengan Nilai Kekayaan Bersih. Adapun rasio Harta lancar yang disarankan adalah sebesar minimum 20%.

Selain itu sebaiknya anda juga mencari informasi seputar aspek hukum dan administrasi dari prosedur PHK di perusahaan anda. Aspek hukum meliputi Hak dan Kewajiban anda sebagai pekerja, umumnya ada perbedaan perlakuan antara karyawan dengan status pegawai tetap dengan pegawai kontrak terkait dengan perhitungan Uang Pesangon. Kemudian aspek administrasi meliputi tata cara klaim pesangon juga dan bukti berbagai dokumen yang terkaitpun perlu diketahui sehingga anda dapat mempersiapkannya jauh-jauh hari.


Haruskah Pindah Kuadran?

”Jika tidak ingin kena PHK, berhentilah jadi penerima kerja (karyawan) dan mulailah menjadi pengusaha”. Seandainya berpindah dari quadran employee ke quadrant businessman semudah menuliskannya di buku-buku self help yang mengklaim dirinya best seller, pasti buku-buku itu tidak laku. Kenyataanya buku-buku tersebut laku keras ratusan ribu bahkan jutaan copy, sebab – pembacanya amat sangat menyadari bahwa membangun bisnis sendiri sama sekali tidak mudah!

Yang pasti memiliki multi income adalah salah satu cara mengantisipasi risiko kehilangan penghasilan, khususnya PHK. Anda tidak harus berhenti menjadi karyawan untuk menjadi pengusaha, atau menunggu di PHK baru menjadi pengusaha. Anda bisa memiliki multi income sambil tetap aktif bekerja. Salah satu caranya adalah dengan menjalankan multi karir terlebih dulu. Misalnya bekerja full time di satu perusahaan sambil bekerja paruh waktu di tempat lain, atau tetap melanjutkan karir sebagai karyawan sambil mengembangkan bisnis pribadi. Anda juga bisa berlaku sebagai pemodal pasif yang membiaya usaha teman yang sudah berjalan baik, sehingga anda dapat ikut memiliki bisnis yang di kelola orang lain.



Don't Miss