Responsive Ad Slot

Latest

Menabung

Bisnis

Liburan

Featured Articles

Dana Darurat, Dana Penyelamat

Thursday 18 December 2014

"Dana darurat, dana penyelamat"

Dana Darurat Dana Penyelamat
Dalam kehidupan sehari – hari, pernahkah anda menemukan seseorang yang kelihatannya dari segi penampilannya begitu meyakinkan, yang secara tidak langsung menggambarkan bahwa ia dari kalangan yang cukup berada?. Rumahnya mentereng, mobilnya oke punya, gadget merupakah produk terbaru dan tercanggih. Tapi ketika terjadi suatu hal yang bersifat darurat dan memerlukan biaya yang cukup besar seperti orangtua yang tiba-tiba harus dioperasi jantungnya, ia kelabakan memenuhi ongkos yang dibutuhkan dan akhirnya harus berhutang untuk membiayai operasi tersebut. Pernah menemukan orang seperti itu? Atau jangan-jangan anda sendiri yang pernah mengalaminya?.

Menabung, bagi sebagian orang bukanlah suatu hal yang menyenangkan. “Punya gaji besar, berarti saya berhak untuk menikmati hidup dong. Ngapain juga harus ditabung-tabung ?”. Begitu biasanya kebanyakan dari kita beranggapan. Menikmati hidup memang sah-sah saja, namun kita juga harus bisa mengontrol rasa nikmat tersebut agar tidak hanya menjadi kenikmatan sesaat, namun bisa tetap kita nikmati terus sampai kita tua. Caranya bagaimana ?. Caranya ya lewat menabung tadi, dimana kita menyisihkan beberapa bagian dari pendapatan kita dan mengerem kesenangan kita saat ini agar tetap dapat kita nikmati lagi dikemudian hari. Ada yang memang sudah terbiasa untuk menabung, sebagai persiapan menjemput impian-impiannya di masa mendatang seperti membeli rumah ataupun menyekolahkan anak di perguruan tinggi. Namun jangan dilupakan juga, bahwa kita perlu menyisihkan pendapatan kita sebagai dana darurat.

Dana darurat, seringkali memang disepelekan dan dianggap tidak penting. “nanti saja lah, kan masih ada uang sisa” atau “gak perlu disiapkan, toh biasanya juga tidak terjadi apa-apa”. Ungkapan seperti itu yang seringkali kita dengar atau kita lontarkan sendiri apabila diminta menyiapkan dana darurat. Sesuai namanya, dana darurat ya kita gunakan baru pada kejadian yang benar–benar darurat. Kenapa dana ini musti disiapkan, ya karena memang kita hidup dalam ketidakpastian. Kita tidak pernah tahu kejadian apa yang akan menimpa diri kita maupun orang–orang disekitar kita.

Keadaan darurat itu bisa kita sendiri yang mengalaminya, ataupun mungkin menimpa orang lain dimana yang menuntut kita untuk ikut turun tangan membantunya. Pada dasarnya setiap kali kita memperoleh penghasilan semisal gaji di awal bulannya, pasti otak kita sudah otomatis memilah-milah penghasilan tersebut untuk dialokasikan ke pos-pos pengeluaran yang diperlukan. Bayar cicilan, belanja bulanan, bayar sekolah anak, dan lain sebagainya. Dan ketika keadaan darurat tersebut datang, dari pada merecokin pos-pos pengeluaran rutin, kenapa tidak uangnya kita ambilkan dari pos dana darurat tersebut ?.

Idealnya, dana darurat kita sisihkan sebesar 10% dari penghasilan bulanan kita. Besarnya dana darurat ini sebisa mungkin adalah minimal tiga kali dari total pengeluaran bulanan kita, dan tidak ada batas maksimalnya. Mengapa harus tiga kali?. Ya tujuannya adalah apabila seandainya kita mendadak tidak bisa memperoleh penghasilan lagi semisal bagi seorang karyawan yang tiba-tiba terkena PHK massal, maka kita masih punya waktu 3 bulan untuk bisa mendapatkan penghasilan lagi. Dan pastinya selama masa tiga bulan ia nganggur tersebut maka kebutuhannya bisa tetap tercukupi. Karena sifatnya darurat maka dana tabungan ini tidak boleh diutak-atik sembarangan. Kita harus memiliki komitmen bahwa hanya kejadian yang benar-benar darurat saja yang menyebabkan uang keluar dari pos tersebut. Kejadian daruratnya bisa bermacam-macam, dari hal-hal yang remeh seperti mobil yang tiba-tiba ngadat minta diganti sparepart nya, atap rumah yang ternyata bocor di musim penghujan, saudara yang tertimpa musibah rumahnya kebakaran sehingga harus kita bantu, atau mungkin orang tua yang harus opname di rumah sakit.

Jadi jangan sampai alasan “darurat nih, uang di pos belanja sudah habis, tapi ada midnite sale yang keren banget, sayang untuk dilewatkan” membuat uang keluar dari pos ini. Dianjurkan agar dana darurat ini dibuatkan account bank terpisah dari tabungan pendidikan misalnya, dan tentunya dari uang belanja sehari–hari. Tujuannya agar tidak ada kejadian dana darurat ini terambil secara tidak sengaja untuk kebutuhan lainnya. Dan apabila tangan kita suka gatal untuk mengutak-atik dana darurat ini, cobalah untuk tidak perlu meminta kartu ATM ketika membuka account bagi dana darurat ini. Atau semisal tetap ada kartu ATM nya, daripada ia terus menggoda anda untuk menggeseknya, tinggalkan saja kartu itu dirumah, jangan biarkan ia selalu ada di dompet anda.

Keberadaan dana darurat terkadang terasa menjadi beban karena ketika kita secara rutin mengumpulkannya, ia pasti akan menggerus jatah uang yang bisa kita gunakan untuk bersenang–senang. Namun tanpa kita sadari, ketika kita benar–benar membutuhkannya, dana darurat ini bisa menjadi dewa penyelamat ketika jatah uang yang bisa digunakan untuk sehari-hari sudah habis. Dan sambil kita menabung secara rutin ke pos dana darurat ini tiap bulannya, ada cara lain bagi kita untuk memproteksi aset dan kekayaan yang sudah kita kumpulkan dari potensi kerugian secara finansial, yaitu dengan cara mengasuransikan hal-hal yang ada potensi kerugiannya tersebut. Ketika mobil kita tabrakan dan harus masuk bengkel, maka dari dana darurat kita cukup membayar biaya perbaikan yang dibayar sendiri saja yang besarnya mungkin tidak sampai 10% dari total kerugian, sementara sisanya ditanggung oleh pihak asuransi. Begitu pula semisal terjadi kebakaran di rumah kita, maka pihak asuransi akan menanggung kerugian finansial sesuai kesepakatan diawal, sehingga dana darurat kita yang keluar untuk memperbaiki rumah menjadi tidak sebesar apabila kita harus menanggung sendiri semua kerugian yang timbul. Jadi keberadaan asuransi disini adalah membantu meringankan “beban kerja” dana darurat kita, sehingga dana tersebut masih bisa kita siapkan untuk hal-hal darurat lainnya lagi.

Salam,



Don't Miss