Responsive Ad Slot

Latest

Menabung

Bisnis

Liburan

Featured Articles

(Tanya Jawab) Mengatasi Sifat Boros Anak

Tuesday 10 February 2015

"Mengatasi sifat boros anak"

Mengatasi Sifat Boros Anak

Halo mbak Mike,

Anak gadis kami yang berumur 15 tahun senang sekali memakai pakaian dengan merek terkenal yang tentunya harus dibeli dengan harga tinggi dan jika saya tidak mengabulkan keinginannya tersebut, dia pasti marah.
Mungkin sesekali kami bisa mengabulkan keinginannya tersebut, tapi saya ingin membantu anak saya untuk lebih mengerti bagaimana menyesuaikan keinginan dan daya belinya. Sebaiknya bagaimana mbak?

Vita Suryati. Jakarta Selatan

Jawab :

Halo bu Vita,

Anak remaja putri pada usia 15 memang sedang sangat memperhatikan penampilannya. Mengikuti trend mode pakaian yang sedang in sudah menjadi kebutuhannya, rasanya tidak mungkin bisa diterima pergaulan kalau penampilan gak oke atau ketinggalan jaman. Termasuk juga peraturan tidak tertulis dikalangan remaja mengenai keharusan mengenakan pakaian bermerek terkenal dan mahal. Mungkin tidak semua pakaiannya harus bermerek, dan tidak selalu setiap hari harus memakai pakaian bermerek. Tapi paling tidak sesekali harus bisa tampil dengan asesoris, sepatu, pakaian, tas merek terkenal sudah cukup untuk bisa di cap sebagai “ anak gaul”. Itulah alasan yang terpenting dari semua pemaksaan putri Anda untuk membelikannya pakaian merek terkenal dan mahal. Hal ini terjadi pada remaja siapapun dan dimanapun

Kitapun demikian pada masa remaja mengalami hal yang sama dialami putri Anda. Bahkan kalau mau jujur sampai sekarangpun kita masih sangat senang sekali memakai pakaian dengan merek terkenal dan mahal. Jadi kalau kita senang bisa memakai pakaian mahal, mengapa putri kita tidak boleh? Mungkinkah alasan kita melarang anak memiliki pakaian mahal adalah karena kita ngeri melihat betapa miripnya dia dengan diri kita sendiri dalam hal pemborosan. Karena itu jika sudah menyangkut masalah bagaimana mengajarkan nilai uang kepada anak, penting sekali kita sebagai orang tua bisa menempatkan diri dan memahami sudut pandang seorang anak terhadap uang.

Anak-anak boleh jadi tidak peduli dengan uang orang tua, mereka tidak hentinya memaksa orang tua untuk mengeluarkan lebih banyak lagi atau membeli lebih banyak barang yang lebih mahal untuk mereka. Lagipula mengapa mereka harus perduli, toh itu bukan uang mereka? Yang sangat perduli adalah orang tua, sebab uang itu adalah uang mereka. Tetapi jika menyangkut uang milik mereka sendiri anak-anak akan sama dengan orang tua dimana mereka akan lebih berhati-hati dengan uangnya.

Bukan berarti semua diperbolehkan. Selama masih dalam batas perilaku yang dibolehkan, anak sebaiknya diperbolehkan untuk mengambil keputusan sendiri dan  Anda mungkin bisa menawarkan saran berdasarkan pengalaman terhadap keputusannya. Anak-anak yang tidak memilki kontrol atas uang mereka sendiri tidak punya alasan untuk tidak meminta uang dan akan segera menghamburkan uang yang mereka dapatkan.

Karena itu sangat sulit mengajarkan prinsip ekonomi yang sederhana kepada anak-anak yaitu mengenai keinginan dan daya beli jika mereka bahkan tidak perduli terhadap uang. Cara yang lebih bijaksana adalah dengan membuat anak terlebih dulu perduli terhadap uang dengan memberi tanggung jawab mengatur uangnya sendiri. Saran saya kepada bu Vita adalah agar mencoba memberi anggaran khusus untuk membeli pakaian baru setiap bulan atau setiap 2 bulan sekali. Jika selama ini putri Anda dibelikan baju tiap kali berbelanja ke mal atau pada waktu yang tidak tertentu, maka mulailah dengan membuat acara belanja yang terjadwal dan dianggarkan dahulu.

Jika uang saku yang diberikan selama ini sudah pas untuk transport saja, maka untuk membeli pakaian baru buatlah anggaran tersendiri diluar uang sakunya. Anda bisa membuat jadwal belanja pakain baru sesuai jadwal yang ditentukan sejumlah anggaran tertentu yang dibatasi misalnya Rp 150.000,- perbulan. Beritahukanlah rencana anggaran belanja pakaian baru ini kepada putri Anda, dan katakan kepadanya bahwa dia diperbolehkan membeli apapun yang disukainya sebulan sekali sebatas jumlah tersebut. Dengan membuat anggaran belanja khusus untuknya dan memberi hak untuk menggunakan sesuai keinginannya, maka dia akan merasa uang tersebut adalah miliknya. Dari situlah akan mulai timbul rasa memiliki juga rasa perduli, sehingga pemilihan akan digunakan untuk apa uang tersebut menjadi lebih berhati-hati, sebab putri Anda yang memilihnya sendiri.

Memegang kendali atas uang mereka sendiri memaksa anak-anak melawan dan menimbang keinginan mereka yang sebenarya. Disinilah saat yang tepat kita mengajarkan prinsip ekonomi yang sederhana, yaitu bahwa kita sebaiknya hanya bisa membeli barang-barang yang memang kita sanggup membelinya. Dengan membuat anggaran terbatas juga bisa mengajarkan bagaimana keinginan harus disesuaikan dengan daya beli. Hal ini juga membebaskan orang tua dari keharusan peran yang selalu menghakimi dan menasihati dalam masalah keuangan keluarga. Jika putri Anda ingin membeli pakaian mahal bermerek, dia tidak perlu meyakinkan Anda bahwa pembelian itu berguna, tetapi dia harus meyakinkan dirinya sendiri. Dan jika dia memutuskan untuk meminta pendapat Anda, dia tahu pendapat Anda akan cukup adil. Sehingga pertanyaan yang harus dijawab anak Anda bukanlah “Bagaimana cara membujuk Anda untuk membayar pakaian ini?“ melainkan “Apakah pakaian ini ini benar-benar kuinginkan?”.

Salam sayang untuk putri Anda.




Don't Miss