Responsive Ad Slot

Latest

Menabung

Bisnis

Liburan

Featured Articles

Pensiun? Jangan Takut!

Tuesday, 23 December 2014

"Pensiun? Jangan Takut!"

jangan takut pensiun
Kita adalah masyarakat yang tidak hanya terobsesi dengan penampilan dan kemudaan, tetapi juga prestise pekerjaan. Karenanya, buat mereka yang terbiasa dengan rutinitas kerja, ide pensiun bisa terasa mengerikan. Untuk beberapa alasan, orang masih takut terhadap pensiun dengan alasan tidak punya cukup uang. Namun kekhawatiran yang sebenarnya adalah ketidaktahuan mengenai apa yang akan mereka lakukan dengan waktu luang mereka nanti. Saat pensiun kita bisa libur sepanjang waktu, bahkan bisa-bisa kita sulit mencari waktu libur diantara liburan kita. Bagian terbaik dari hidup pensiun adalah anda bisa segera mulai melakukan yang benar-benar anda inginkan. Dengan kebebasan baru yang melahirkan begitu banyak pilihan dalam menjalani hidup akan mendorong kita menjadi lebih antusias.

3 Alternatif  Waktu Pensiun

Kalau begitu, pensiun adalah sesuatu yang relatif tergantung persepsi anda mengenai usia produktif. Sehingga kemampuan bekerja tidak harus identik dengan kemampuan fisik,terutama jika  dibandingkan dengan mereka yang berusia lebih muda – sudah pasti kalah jauh. Lagi pula  pengalaman hidup, kebijakan, kesabaran, kepemimpinan, network adalah asset yang sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan kecepatan berjalan, berlari atau melompat. Satu-satunya pembanding adalah ketajaman berpikir, mengidentifikasi peluang, daya inovasi dan keberanian mengambil risiko. Karena itu Anda boleh menentukan sendiri kapan dimulainya “Tahun Emas” anda, sebab paling tidak ada 3 alternatif pilihan hidup pensiun, yaitu :

1.    Pensiun Normal : biasanya di negara kita orang yang bekerja dengan status karyawan otomatis diharuskan pensiun saat berusia 55 tahun. Sementara usia pensiun di Amerika, para karyawan boleh terus bekerja sampai usia mereka 63 tahun. Disini anda memiliki masa sejak hari pertama bekerja (rata-rata usia 22 tahun) sampai usia pensiun 55 tahun, atau sekitar 33 tahun untuk mempersiapkan dana pensiun. Begitu masa pensiun tiba, maka saatnyalah akumulasi dana pensiun tersebut digunakan untuk membayar biaya hidup selanjutnya setelah tidak bekerja.

2.    Pensiun Dinamis : apapun profesi maupun status kerja anda, baik self employee maupun karyawan, boleh saja anda yang menentukan sendiri kapan akan pensiun. Mungkin di usia 55 tahun sesuai kontrak kekaryawanan anda, atau lebih dini di usia 35 tahun, 43 tahun, bahkan lewat usia pensiun normal, misalnya 75 tahun. Kemungkinan jangka waktu persiapan dana pensiun menjadi variatif, bisa 5 tahun, 15 tahun bahkan 50 tahun. Dengan asumsi return yang sama, maka semakin pendek jangka waktu investasi dana pensiunnya akan semakin besar pula setoran investasi yang dibutuhkan. Sebaliknya semakin panjang jangka waktu invetasi dana pensiunnya maka semakin ringan pula setoran investasinya.

3.    Pensiun Produktif :  Jika memilih kategori ke tiga, berarti anda memilih untuk terus berkarya. Bukan karena terpaksa harus bekerja mencari nafkah, tetapi karena senang bekerja. Hal ini dimungkinkan jika penghasilan pasif anda lebih besar daripada biaya hidup anda. Dengan demikian terlepas dari anda bekerja atau tidak, anda tetap memiliki penghasilan terus menerus.

Situasi yang kurang menyenangkan bisa terjadi jika anda terkondisikan dalam pilihan pensiun normal tetapi kenyataannya terpaksa terus bekerja mencari nafkah. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari cicilan hutang yang belum selesai, anak-anak yang masih harus dibiayai sekolahnya sampai gaya hidup diluar kemampun finansial yang mengakibatkan penghasilan pensiun tidak mencukupi. Dalam situasi begini melakukan berbagai penghematan biaya hidup adalah tindakan yang realistis dan bijaksana, walaupun hanya efektif dalam jangka pendek. Selanjutnya harus diusahakan untuk meningkatkan penghasilan dengan mengoptimalkan asset yang ada maupun bekerja kembali. 

Perhitungan Penghasilan Pensiun

Kebanyakan orang percaya bahwa untuk bisa hidup pensiun dengan nyaman, kita membutuhkan dana dalam jumlah amat besar. Anggapan ini kurang tepat karena hanya fokus pada besar kecilnya dana. Sebenarnya kunci hidup pensiun dengan nyaman adalah memiliki penghasilan pasif yang dapat mengcover jumlah pengeluaran kita nanti ketika pensiun. Yang kita butuhkan saat pensiun adalah sama dengan yang kita butuhkan sebelum pensiun, yaitu – penghasilan rutin. Patokan penghasilan rutin ini bisa sama dengan penghasilan terakhir sebelum pensiun, lebih kecil bahkan boleh saja lebih besar. Contohnya begini, jika penghasilan anda saat ini Rp 10 juta perbulan atau Rp 120 juta pertahun, kemudian anda memilih kebutuhan hidup pensiun sama dengan kebutuhan hidup saat ini. Maka pada saat pensiun nanti anda membutuhkan dana pensiun kira-kira setara dengan Rp 1,2 milyar. Asumsinya jika dana pensiun sebesar Rp 1.2 milyar tersebut diinvestasikan ke dalam suatu produk investasi yang bisa memberikan yield ( imbal hasil) atau return setara dengan 10% pertahun, maka dalam setahun anda mendapat keuntungan hasil investasi  Rp 120 juta, yang bisa digunakan untuk mengcover biaya hidup anda setahun tanpa mengganggu nilai pokok investasinya. 

Jika anda hendak memperhitungkan inflasi, maka sedari awal harus diperhitungkan berapa kenaikan biaya hidup tahunan anda setiap tahun sampai masa pensiun. Besarnya biaya hidup yang sudah disetarakan dengan inflasi inilah yang akan menjadi patokan penghasilan rutin pensiun yang dibutuhkan tiap tahun. Dengan demikian dana pensiun yang dibutuhkan harus mampu memberikan penghasilan rutin tahunan yang setara dengan penghasilan rutin yang sudah disetarakan inflasi tadi pada masa pensiun. Selanjutnya, untuk bisa mengejar inflasi setelah pensiun, maka penghasilan pensiun harus disesuikan  kembali dengan asumsi inflasi tahunan Setelah itu barulah dana pensiun di tempatkan ke dalam produk investasi yang bisa memberikan imbal hasil sebesar penghasilan rutin pensiun yang sudah disetarakan

Contohnya begini, misalnya usia anda saat ini 35 tahun dan anda memilih pensiun normal ketika berusia 55 tahun. jika penghasilan anda saat ini Rp 10 juta perbulan atau Rp 120 juta pertahun, kemudian anda memilih bahwa kebutuhan hidup pensiun sama dengan kebutuhan hidup saat ini dengan asumsi inflasi 6% pertahun, maka nilai Rp 120 juta akan setara dengan Rp 432.424.490,-. Dengan demikian pada saat pensiun nanti anda membutuhkan dana pensiun kira-kira setara dengan Rp 4.324.244.900,-. Asumsinya jika dana pensiun tersebut diinvestasikan ke dalam suatu produk investasi yang bisa memberikan yield (imbal hasil) atau return setara dengan 10% pertahun, maka di tahun pertama pensiun anda mendapat keuntungan hasil investasi  Rp 432.424.490, yang bisa digunakan untuk mengcover biaya hidup anda setahun tanpa menggangu nilai pokok investasinya. 

Selanjutnya, untuk bisa mengejar inflasi setelah pensiun misalnya kembali kita gunakan asumsi inflasi 6% pertahun, sehingga penghasilan pensiun tahun pertama  Rp 432.424.490, di tahun ke dua pensiun adalah setara dengan Rp 458.369.959,-. Selanjutnya dana pensiun harus di tempatkan ke dalam produk investasi yang bisa memberikan imbal hasil setara dengan (Rp 458.369.959,- / Rp 4.324.244.900,-) = 10,6% pertahun. Asumsinya jika dana pensiun sebesar Rp 4.324.244.900,- tersebut diinvestasikan ke dalam suatu produk investasi yang bisa memberikan yield (imbal hasil) atau return setara dengan 10,6% pertahun, maka dalam setahun anda mendapat keuntungan hasil investasi  Rp 458.369.959,-, yang bisa digunakan untuk mengcover biaya hidup anda di tahun ke dua pensiun tanpa mengganggu nilai pokok investasinya. Hal yang sama berlaku untuk perhitungan penghasilan pensiun di tahun-tahun berikutnya.


Don't Miss