Pagi itu seperti hari-hari biasa lainnya, saya bangun dan segera bersiap-siap untuk janji konseling dengan sepasang klien suami istri pada jam 10.00. Saya hanya tidak menduga akan menemukan selembar uban diantara rambut kepala saya untuk pertama kalinya. Sesaat dunia seperti berhenti berputar ketika kami saling menatap. Beginikah rasanya berada di usia pertengahan? Dia yang berada dalam cermin kelihatan tidak berbeda seperti kebanyakan dari anda sehat, aktif, percaya diri dan sedang berada dalam suatu tahapan siklus hidup beserta permasalahan keuangan yang menyelimutinya. Dalam usia ini seseorang bisa saja sedang mempersiapkan biaya pernikahan anaknya, sementara yang lain malah baru akan menyekolahkan anaknya ke taman kanak-kanak. Barangkali salah satu dari kita malah sedang ditawari untuk mengambil pensiun dini, atau malah sedang menata ulang keuangan sehabis perceraian yang buruk. Dengan berbagai variasinya, masing-masing kita menghadapi berbagai tantangan keuangan siklus kehidupan usia pertengahan paruh baya. Dulu, mudah saja lebih memilih belanja daripada menabung. Kiranya masih banyak waktu untuk mengkhawatirkan berbagai pengeluaran sampai munculnya rambut uban tadi dan tiba-tiba saja kita merasa tidak punya banyak waktu sehingga menunda-nunda menjadi pilihan yang semakin tidak memungkinkan.
Tantangan Keuangan Usia Pertengahan
Umumnya istilah usia pertengahan paruh baya dipakai untuk mengidentifikasi mereka yang berada diantara usia 35 sampai dengan 55 tahun. Kenyataanya definisi dari usia ini sifatnya subyektif, tergantung dari siapa yang anda tanya. Tidak jarang beban pekerjaan membuat orang berusia 25 merasa sudah berusia 100 tahun. Sementara kakek nenek kita kadang terlihat lebih sehat dibandingkan orang tua kita. Benar juga kalau ada yang bilang bahwa usia lebih kepada cara pandang daripada sekumpulan angka. Nah, setiap siklus hidup mempunyai tantangan keuangannya sendiri dan kita harus siap menghadapinya. Ada beberapa tantangan yang kita sukai, kebanyakan mungkin tidak. Bagaimana kita meresponnya akan sangat menentukan masa depan kita.
Inilah saatnya untuk benar-benar memikirkan gambaran keseluruhan kondisi keuangan kita dengan sangat hati-hati. Lagipula, kita tidak bisa terus berpura-pura punya banyak waktu sampai masa pensiun tiba kan? Seharusnya, siapapun dalam usia ini sudah dapat menentukan berapa dana pensiun yang sesuai dengan kebutuhannya dan sedang dalam proses memastikan keberadaanya. Bukan sebaliknya, malah sama bingungnya dengan mereka yang baru lulus sekolah. Membeli rumah impian, liburan ke luar negeri, gonta ganti mobil dan banyak lagi status simbol yang tidak bisa didapatkan ketika muda. Dan bukan berarti hal ini salah, sebab kita memang berhak menikmati penghasilan kita bukan? Mungkinkah kita memang lebih kaya dari pada orang tua kita dulu? Sulit dipastikan, yang jelas makin hari kita makin keras bergulat dengan kebiasaan kita membelanjakan uang. Euforia ini bahkan semakin hiruk pikuk dengan kewajiban menyediakan kejahteraan anak-anak mulai dari biaya pendidikannya, pesta pernikahannya sampai, menyediakan uang muka rumahnya. Sementara berbagai hal ini berlangsung, tiba-tiba saja anda kehilangan pekerjaan gara-gara pemutusan hubungan kerja, pensiun dini atau paling gampangnya dipecat. Ketika berusia 20-an, seseorang diperkenankan untuk bingung menghadapi berbagai tantangan ini, tetapi tidak di usia pertengahan paruh baya.
Gara-gara ini banyak orang seangkatan kita yang tidak cukup yakin akan siap secara finansial di hari tua. Meskipun program anuitas yang diikutinya menjanjikan penghasilan pensiun sejumlah tertentu dari penghasilannya sekarang, kebanyakan orang tetap saja pesimis. Seseorang paling tidak akan membutuhkan tiga perempat dari penghasilannya saat ini pada masa pensiun nanti. Jumlah kebutuhan ini pun masih bervariasi tergantung dari faktor kesehatan, tempat tinggal, gaya hidup atau jika masih menanggung anak-anak yang belum mandiri. Jadi kalau program pensiun anda hanya memberikan penghasilan kurang dari itu, maka hidup pensiun akan menjadi masa yang penuh keterbatasan. Padahal begitu saatnya tiba, kita berharap dapat melakukan apa saja yang dulu tidak sempat kita lakukan tanpa harus dibatasi kekhawatiran tentang uang.
Mengendalikan Biaya Kesehatan
Berada di usia pertengahan juga akan membuat kita harus berhadapan dengan persoalan kesehatan yang dulu tidak ada. Tiga puluh tahun lalu mungkin tidak pernah terlintas bahwa dokter akan menyarankan anda untuk berolahraga dan berdiet karena kelebihan berat badan. Coba saja sekarang, perhatikan tiap kali ada pertemuan semacam arisan keluarga atau makan siang dengan teman-teman lama, yang dibicarakan kalau tidak asam urat, jantung atau tekanan darah tinggi. Nah kalau sampai saat ini anda belum memakai kacamata, anda termasuk beruntung.
Buat anda yang mempunyai pengalaman merawat orang tua yang sudah uzur, pasti merasakan betapa kondisi kesehatan yang menurun karena usia bisa sangat menguras kantong. Padahal biaya-biaya kesehatan tersebut benar-benar dapat dihemat dengan cara menjalankan gaya hidup yang sehat. Saya bukan dokter, tetapi jika lebih sering sakit akan menguras tabungan anda maka tidak peduli sudah ratusan kalipun anda mendengar nasihat ini, saya sangat menganjurkan anda untuk : (a) Memiliki berat tubuh ideal, kelebihan berat badan hanya akan memberatkan kerja jantung dan hati, memicu diabetes, sakit punggung dan masalah pernafasan ; (b) Berhenti merokok. Di setiap kotak bungkus rokok tertulis bahayanya merokok, jadi perusahaan rokok tidak pernah sekalipun berbohong mengenai efek sampingnya. Kenapa tidak mempercayainya? ; (c) Berolahraga secara teratur ; (d) Jaga apa yang anda makan dan minum ; (e) Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ; (f) Istirahat yang cukup dan luangkan waktu untuk bersenang-senang.
Sesungguhnya kesempatan kita untuk mengakumulasi harta kekayan dalam banyak hal jauh lebih besar dari pada masa-masa orang tua kita dahulu. Tidak sedikit dari kita yang mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi serta pesatnya kemajuan teknologi informasi dan mendapatkan penghasilan tinggi. Apalagi semakin meningkatnya peranan wanita bekerja memberikan kesempatan kepada sebuah keluarga untuk memiliki dua penghasilan. Dan di luar penurunan pasar bursa saham belakangan ini, proyeksi jangka panjang surat-surat berharga serta investasi property mengijinkan kita untuk mengakumulasi harta kekayan dalam jumlah yang substansial. Keuangan di usia pertengahan paruh baya memang bukan tanpa tantangan, namun dibalik itu juga memberikan berbagai peluang dan kebaikan. Nah, ambil nafas dalam-dalam dan renungkanlah puluhan tahun perjalanan hidup anda sampai saat ini dan dimana anda ingin berada nanti. Dan sekarang, mari mulai bekerja.
Mike Rini Sutikno, CFP
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial
PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Kemandirian Finansial