Responsive Ad Slot

Latest

Menabung

Bisnis

Liburan

Featured Articles

(Tanya Jawab) Investasi Saat Suku Bunga Naik

Monday, 12 January 2015

"Investasi saat suku bunga naik"

Investasi Saat Suku Bunga Naik

Saya telah mencairkan reksa dana karena merugi terus, kemudian saya pindahkan ke tabungan. Saat ini dananya disimpan di tabungan dengan total Rp 635 juta Saya ingin mendapat keuntungan yang maksimal dari menyimpan uang di bank, sebab suku bunganya sedang naik terus. Namun apakah bijjaksana menyimpan semua uang di tabungan? Bagaimana saran Anda.

Jawab :

Menyimpan uang di tabungan memang sangat fleksible, Anda dapat menarik dananya kapan saja tanpa harus takut kena penalty. Tabungan juga tidak membuat Anda kehilangan nilai pokok investasi, pendapatan bunga yang diakumulasi akan membuat dana Anda berkembang. Begitu pula dengan deposito, mungkin tinggal masalah jangka waktu penempatan yang sedikit mengganggu Anda. Penempatan uang di deposito memang mensyaratkan jangka waktu tertentu. Jika dicairkan sebelum waktunya ada biaya penalty. Kompensasi dari ketidakluwesan deposito ini adalah bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan. Bahkan semakin panjang jangka waktu depositonya bunga yang diberikan juga semakin tinggi. Contohnya pada saat ini suku bunga produk simpanan bank untuk tabungan adalah. Sedangakn bunga deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.

Jika kita amati kondisi saat ini trend suku bunga bank pemerintah mauapun bank swasta cenderung naik mengikuti kebijakan tingkat suku bunga Bank Indonesia. Belum dapat dipastikan kapan trend kenaikan suku bunga ini akan berhenti. Yang pasti begitu suku bunga berhenti naik. Pilihannya cuma ada dua, diam di tempat atau turun. Kalau begitu bagaimana memanfaatkan kenaikan suku bunga ini dalam berinvestasi? Khusus untuk investasi pada produk yang memberikan hasil berupa bunga maka pilihlah yang tidak mempunyai jangka waktu atau jangka waktu yang paling pendek. Sehingga tiap kali suku bunga berubah naik maka secara otomatis semakin tinggi pula bunga yang Anda terima. Tabungan harian tanpa jangka waktu menjadi alternatif simpanan yang paling fleksibel, Suku bunga tabungan tidak dipatok pada jangka waktu tertentu, begitu ada kenaikan bunga maka bunga tabungan juga disesuaikan kenaikannya. Deposito sedikit berbeda, sebab ada suku bunga yang dipatok sejumlah tertentu sesuai jangka waktunya. Alhasil jika terjadi kenaikan  suku bunga sedangkan deposito Anda belum jatuh tempo, maka perhitungan bunganya tidak mengikuti kenaikan suku bunga yang terjadi. Namun mengikuti ketentuan bunga sesuai perjanjian sebelumnya.

Kesimpulannya jika Anda lebih mengutamakan likuiditas maka tabungan harian lebih cocok dibandingkan deposito. Sebaliknya jika dananya belum akan digunakan untuk keperluan apapun dalam jangka waktu minimal setahun ke depan maka deposito lebih cocok karena memberikan return lebih tinggi dari tabungan. Namun mempertimbangkan trend kenaikan suku bunga, pilihlah jangka waktu deposito yang paling pendek seperti 1 bulanan. Sehingga tiap bulan Anda saat jatuh tempo, penempatan kembali depositonya akan mengikuti kenaikan suku bunga terbaru. Keuntungan ini tentunya sulit diaplikasikan pada deposito 3,6 atau 12 bulan. Begitulah cara memanfaatkan kenaikan suku bunga, tidak sulit bukan? 

Namun jangan gembira dulu, walaupun kenaikan suku bunga bank membuat Anda senang, ada bahaya inflasi yang harus kita waspadai. Kembali lagi jika kita perhatikan tingkat inflasi saat ini juga tidak kalah tinggi dengan suku bunga bank. Data statistik terakhir menyatakan tingkat inflasi % pertahun. Jika dibandingkan dengan tabungan dan deposito selisihnya sedikit. Belum lagi jika memperhitungkan pajak dan biaya administrasi, Artinya investasi di tabungan dan deposito bisa tergerus inflasi, bahkan minus. Karena itu jika menginginkan hasil investasi yang maksimal tempatkan dana Anda pada produk investasi dengan return diatas inflasi.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah kenyataan bahwa  bank-bank saat ini berlomba menaikkan bunga dan menawarkan pelbagai iming-iming hadiah. Deposan yang punya dana besar seperti Anda berpeluang mendapat tarif khusus dan perlakuan khusus pula. Padahal memberi bunga cukup tinggi tentu saja berpengaruh pada beban cost of fund dari bank. Pasalnya ongkos untuk memberikan bunganya juga lebih besar, terutama untuk deposito. Adu iming-iming bunga plus hadiah bisa menjerumuskan bisnis perbankan sendiri. Nasabah semakain menuntut bunga tinggi juga hadiahnya, alhasil  bank dengan modal kecil tentu kewalahan.

Berangkat dari sini maka menaruh semua uang kita di bank bisa jadi bukan tindakan yang paling bijaksana. Lagi pula sesuai dengan pedoman investasi “Jangan taruh semua telur Anda dalam satu keranjang”. Bayangkan saja jika seluruh uang Anda disimpan di tabungan dan deposito, padahal returnnya tergerus inflasi. Akibatnya keseluruhan dana Anda secara riil tidak berkembang. Tetapi jika dibagi-bagi ke tabungan, deposito, reksa dana, emas, property atau dolar maka keselurahan dana Anda tdiak semuanya tergerus inflasi bukan? Sebab invesatsi dalam bentuk reksa dana, emas, property atau dolar berpotensi memberikan hasil lebih tinggi disbanding tingkat inflasi.

Saran saya agar Anda melakukan diversifikasi, yaitu strategi untuk menyebar risiko investasi. Intinya kombinasikan penempatan dana Anda di beberapa produk investasi dengan risiko yang berbeda. Sehingga kelemahan di salah satu produk investasi dapat dicover dengan kelebihan pada produk investasi yang lain. Misalnya selain di tempatkan di tabungan dan deposito dengan skema diatas, bagi-bagilah penempatan dana Anda ke tempat lain seperti reksa dana pasar uang, emas atau property. Terakhir harus juga dipahami bahwa semakin tinggi return suatu produk investais semakin tinggi pula risikonya. Karena itu pemilihan produk investasinya tentunya harus disesuaikan dengan toleransi Anda terhadap risiko investasi



Don't Miss