Responsive Ad Slot

Latest

Menabung

Bisnis

Liburan

Featured Articles

(Tanya Jawab) Mengatasi Pertengkaran Suami Istri karena Uang

Wednesday 12 November 2014

"Mengatasi pertengkaran suami istri karena uang"

Pertengkaran suami-istri karena uang

Mbak Mike yang cantik,

Akhir-akhir ini saya dan suami sering bertengkar. Penyebabnya bisa bermacam-macam, tapi biasanya pertengkaran kami akan menjadi semakin parah jika kami sedang mengalami masalah uang. Dia terlalu suka jajan dan membeli barang-barang yang mahal. Gaji saya juga terpakai untuk menutup uang belanja.

Suami saya adalah tipe pekerja keras. Pendapatannya jauh di atas pendapatan saya. Saya hanya lulusan SMEA yang menjadi pelayan toko dan harus berangkat dari rumah pukul 07.00 dan pulang sekitar pukul 23.00.

Sesampainya di rumah, biasanya suami sudah menyiapkan makan malam untuk kami. Setelah makan, minimal saya akan melakukan tugas lain, seperti mencuci pakaian, piring atau membersihkan dapur. Masalahnya, kadang saya tidak bisa melakukannya karena sudah terlalu lelah dan hanya ingin segera tidur saja.

Hari Senin, waktu saya mendapat jatah libur, barulah saya bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga dengan penuh. Tapi jika saya minta bantuan kepada suami, maka dia akan menghindar dengan mengatakan bahwa pendapatannya jauh lebih besar daripada saya dan memang sudah menjadi kewajiban saya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

Saya sudah tidak tahan lagi. Tapi saya malu jika sampai bercerai. Apalagi saya pikir, mungkin saya memang terlalu capek bekerja hingga sampai sekarang belum juga mendapat momongan. Jadi saya pikir mungkin lebih baik saya membuka usaha saja. Kira-kira pekerjaan apa ya mbak yang bisa saya kerjakan di rumah dan mendapatkan uang lebih daripada gaji saya selama ini? Dan kira-kira berapa modal yang dibutuhkan? Jujur saja selama ini saya tidak pernah bisa menabung.

Terima kasih,

Andini. Bogor.

 Jawab :

Halo Andini,

Pertengkaran tentang uang memang menjadi bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan berumah tangga. Masalah gaji yang tak pernah cukup dan defisit anggaran belanja karena biaya hidup yang terus naik,  biaya pendidikan yang melonjak, tarif telpon,  listrik, dan BBM yang naik hampir tiap tahun hanyalah sedikit saja dari masalah-masalah keuangan rumah tangga. Masalah tentang uang memang pembicaraan paling tidak romantis yang seringkali dihindari oleh pasangan suami istri . Orang lebih memilih untuk tidak membicarakannya daripada bertengkar karenanya. Uang  tidak ada hubungannya cinta, tapi sangat berhubungan dengan seberapa seringnya Anda bertengkar . Seringkali Anda  bahkan tidak merasa nyaman dengan berbagai kondisi keuangan yang menyertai kehidupan rumah tangga . Misalnya seperti yang Anda keluhkan  "Dia terlalu suka jajan dan membeli barang-barang yang mahal. Gaji saya juga terpakai untuk menutup uang belanja...,"  Suami begitu saja memutuskan untuk membeli barang-barang yang Anda tidak setujui, karena menurut Anda barang-barang itu terlalu mahal, sehingga jatah belanja rumah tangga berkurang karenanya. Menurut suami anda barang-banarng tersebut mungkin tidak terlalu mahal dan wajar saja jika dibeli. Anda juga keberatan jika penghaislan Anda terpakai untuk belanja rumah tangga, padahal suami juga mengalami hal yang sama dimana seluruh  penghasilan suami  juga terpakai untuk kebutuhan rumah tangga.

Dari keluhan Anda bisa kita lihat bahwa dalam mengelola keuangan rumah tangga Anda dan suami masih berjalan sendiri-sendiri. Anda berdua masih menerapkan sistem "uangku adalah uangku dan uangmu adalah uangmu." Padahal ketika   sudah menikah maka yang kemudian muncul adalah uang kita, bukan lagi uangmu atau uangku. Penghasilan Anda ditambah penghasilan suami adalah penghasilan keluarga, siapapun yang gajinya paling besar tidak masalah. Segala pengeluaran keluarga sebaiknya dianggarkan terlebih dahulu untuk selanjutnya  dibiayai dari penghasilan keluarga . Dengan demikian jika Anda berdua ingin membeli barang-barang yang terutama harganya mahal harus sesuai dengan rencana anggarannya.  Penghasilan Anda berdua adalah menjadi penghasilan keluarga sehingga  pemakaian dari penghasilan tersebut atau  pengeluarannya  juga sebaiknya menjadi tanggung jawab Anda berdua.

Jika ada perbedaan mengenai kriteria mahal, murah, boros, hemat, dan lain lain yang berkaitan dengan cara pandang tentang uang adalah wajar. Cara pandang yang berbeda tentang uang  memang sudah terbentuk dari karakter masing-masing pihak. Karakter yang sudah terbentuk sejak lahir, dan bagaimana cara kita dibesarkanlah  membuat perbedaan bagaimana cara mengelola uang  berbeda satu sama lain. Sehingga jika dibawa dalam kehidupan berumah tangga wajar sekali berpotensi menimbulkan konflik. Perbedaan yang terjadi secara alamiah ini, bukanlah sesuatu yang harus dihindari karena memang tidak mungkin dihindari. Yang terbaik yang bisa dilakukan adalah tetap memberikan  masing-masing pihak ruangan untuk menjadi dirinya sendirinya, namun berkomitmen untuk tetap menomorsatukan kepentingan keluarga diatas kepentingan pribadi.

Agar bisa menjadi satu kesatuan dalam mengelola keuangan rumah tangga maka harus dimulai pembicaraan mengenai pengelolaan keuangan rumah tangga yang konstruktif. Membicarakan masalah keuangan bukanlah ajakan untuk memperdebatkan siapa yang paling benar tentang  uang, tetapi agar Anda berdua lebih fokus dalam  menemukan kesamaan tujuan keuangan dan  cara mewujudkan tujuan keuangan tersebut. Perbedaan pasti ada, namun disini Anda berdua harus fokus pada persamaan. Komunikasi yang baik antara suami isteri adalah modal utama mengelola keuangan keluarga dengan sukses. Hindari tindakan  menyembunyikan, masalah keuangan keluarga dari pasangan Anda, dan jangan mengacuhkan atau  menunda penyelesaian  masalah-masalah keuangan tersebut  karena semakin lama ditunda akan semakin membahayakan kondisi keuangan keluarga.

Khusus mengenai masalah penghasilan Anda yang berkaitan dengan pekerjaan, maka saya kira sudah saatnya Anda mempertimbangkan apakah jam kerja dari jam 7.00 pagi s/d jam 23.00 malam selama 6 hari seminggu (libur hari Senin) sudah sesuai dengan manfaat yang didapat. Tentu saja Anda mendapatkan gaji, namun janganlah hal ini menjadi pertimabang satu-satunya. Tenaga dan waktu yang Anda dedikasikan kepada pekerjaan juga harus dipertimbangkan. Jika Anda merasa kesehatan malah menurun akibat terlalu letih juga  banyaknya kebersamaan yang hilang dengan suami, maka sebaiknya penghasilan yang didapat harus benar-benar sepadan . Jika tidak , maka pemikiran untuk berganti haluan menjadi pengusaha harus segera diwujudkan.

Mengelola keuangan keluarga seperti sebuah pesawat dengan dua mesin. Jika mesin yang satu maunya jalan ke depan, sedangkan mesin yang lain maunya mundur ke belakang akibatnya pesawat tersebut pasti jatuh. Karena itu, pastikan Anda berdua bergerak ke arah yang sama.



Don't Miss